Volume Perdagangan SUN Diperdagangan Kemarin Senilai Rp4,45 Triliun dari 32 Seri
Pasardana.id - Volume perdagangan Surat Utang Negara yang dilaporkan pada perdagangan Senin (31/10) kemarin, tercatat senilai Rp4,45 triliun dari 32 seri Surat Utang Negara yang diperdagangkan, dimana untuk seri acuan, volume perdagangan yang dilaporkan senilai Rp1,73 triliun.
ââÅ¡¬ÃƒÆ’…Obligasi Negara seri FR0059 menjadi Surat Utang Negara dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp676,22 miliar dari 69 kali transaksi di harga rata - rata 98,13% dan diikuti oleh volume perdagangan Obligasi Negara seri FR0070 senilai Rp526,58 miliar dari 23 kali transaksi di harga rata - rata 106,33%,ââÅ¡¬ ungkap analis fixed income MNC Securities, I Made Adi Saputra kepada Pasardana.id, di Jakarta, Selasa (01/11/2016).
Sedangkan dari perdagangan obligasi korporasi, lanjutnya, volume perdagangan yang dilaporkan senilai Rp652 miliar dari 32 seri obligasi korporasi yang diperdagangkan.
Obligasi berkelanjutan III Astra Sedaya Finance Tahap II Tahun 2016 Seri (ASDF03ACN2) menjadi obligasi korporasi dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp340 miliar dari 18 kali transaksi di harga rata - rata 99,94% dan diikuti oleh Obligasi Berkelanjutan I Maybank Finance Tahap II Tahun 2016 Seri A (BIIF01ACN2) senilai Rp150 miliar dari 22 kali transaksi dengan harga rata - rata sebesar 100,09%.
Adapun nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika pada perdagangan kemarin ditutup menguat terbatas di level 13048,00 per dollar Amerika, mengalami penguatan sebesar 3 pts (0,02%) dibandingkan dengan level penutupan sebelumnya.
Bergerak terbatas pada kisaran 13027,00 hingga 13067,00 per dollar Amerika nilai tukar rupiah bergerak cukup berfluktuasi terhadap dollar Amerika di tengah kecenderungan menguatnya mata uang regional terhadap dollar Amerika. Penguatan mata uang regional dipimpin oleh Baht Tahiland (THB) serta diikuti oleh Dollar Taiwan (TWD) dan Ringgit Malaysia (MYR).
Sedangkan dalam sebulan terakhir, mata uang reginal terlihat mengalami pelemahan terhadap dollar Amerika, di tengah menguatnya mata uang dollar Amerika terhadap mata uang global seiring dengan meningkatnya peluang kenaikan suku bunga Bank Sentral Amerika (Fed Fund Rate (FFR) di akhir tahun 2016.
Pelemahan mata uang regional terbesar dalam sebulan terakhir didapati pada Won Korea Selatan (KRW) dan diikuti oleh Yen Jepang (JPY) serta Dollar Singapura (SGD).

