Investor SUN Soroti Sentimen Ini. Apa Saja?
Pasardana.id - Dalam paparan risetnya yang diterima Pasardana.id, di Jakarta, Jumat (7/10/2016), analis fixed income MNC Securities, I Made Adi Saputra menyoroti beberapa sentimen yang diperkirakan bakal mempengaruhi perdagangan Surat Utang Negara pada hari ini, Jumat (7/10/2016).
Beberapa sentimen yang dimaksud, antara lain;
1. Secara teknikal, harga Surat Utang Negara masih berada pada area konsolidasi dengan adanya sinyal tren penurunan untuk beberapa seri Surat Utang Negara dengan tenor di bawah 10 tahun, mengindikasikan masih berpeluang terjadinya koreksi harga dalam jagka pendek terhadap seri - seri tersebut.
2. Ditengah kondisi pasar Surat Utang Negara yang masih bergerak berfluktuasi maka disarankan kepada investor untuk melakukan strategi trading jangka pendek dengan pilihan pada tenor pendek dan menengah. Adapun bagi investor dengan horizon investasi jangka panjang, peluang koreksi harga dapat dimanfaatkan untuk melakukan pembelian secara bertahap, dengan pilihan pada Surat Utang Negara dengan tenor panjang diantaranya adalah seri FR0058, FR0068, FR0072 dan FR0045.
3. Penawaran Obligasi Negara Ritel Seri ORI013. Pada hari Kamis, 29 September 2016, pemerintah mulai menawarkan Obligasi Negara Ritel seri ORI013 melalui agen penjual yang telah ditunjuk.
Tujuan penerbitan ORI013 adalah untuk memenuhi kebutuhan pembiayaan APBN 2016 dan mengembangkan pasar Surat Utang Negara domestik melalui diversifikasi instrumen sumber pembiayaan dan perluasan basis investor.
4. Rencana Lelang Surat Utang Negara seri SPN03170112 (New Issuance), SPN12171012 (New Issuance), FR0061 (Reopening), FR0059 (Reopening), FR0073 (Reopening) dan FR0072 (Reopening) pada hari Selasa, tanggal 11 Oktober 2016.
5. Pemerintah akan melakukan lelang Surat Utang Negara (SUN) dalam mata uang Rupiah untuk memenuhi sebagian dari target pembiayaan dalam APBN 2016. Target penerbitan senilai Rp12.000.000.000.000,00 (dua belas triliun rupiah) dengan jumlah penerbitan maksimal senilai Rp18.000.000.000.000,00 (delapan belas triliun rupiah).

