MARKET REVIEW, Senin (31/10/2016)

foto : ilustrasi (ist)

Pasardana.id - Research & Analyst PT Corfina Capital, Putu Wahyu Suryawan dalam paparan risetnya yang diterima Pasardana.id, di Jakarta, Senin (31/10/2016), menyoroti beragam faktor baik dari eksternal maupun domestik yang diprediksi bakal mempengaruhi pola perdagangan di awal pekan ini.

Beragam faktor tersebut, terangkum dalam market review hari ini, Senin (31/10/2016).

Wall Street Review

Bursa Wall Street ditutup pada akhir pekan lalu mengalami pelemahan, dimana Dow Jones tercatat melemah -0.05% pada level 18,161.19, S&P500 tercatat melemah -0.31% pada level 2,126.41 dan Nasdaq tercatat mengalami pelemahan-0.50% pada level 5,190.10. EIDO mengalami penurunan sebesar-0.34% pada level 26.08.

Penurunan Bursa Wall Street terjadi Karena pengaruh sentiment pemilu Presiden Amerika Serikat. Selama ini Investor secara dominan mendukung Hillary Clinton agar mengalahkan Donald Trump dalam pemilu Presiden kali ini. Tetapi pada akhir pecan kemarin pasar dikhawatirkan oleh pernyataan Federal Bureau of Investigation (FBI) yang akan memeriksa lebih lanjut kasus email kandidat Hillary Clinton, ketika menjabat sebagai Menteri Luar Negeri.

Pasar khawatir kasus tersebut akan menghambat laju Hillary Clinton yang selama debat terakhir telah unggul dibandingkan Donald Trump. Apabila Donald Trump menduduki posisi Presiden, maka dikhawatirkan akan menghancurkan pasar.

Selain itu, pasar juga memiliki keyakinan sebesar 70% untuk The Fed menaikkan tingkat suku bunga acuan Amerika Serikat pada bulan Desember. Berbagai Indikasi telah menguatkan hal tersebut. Berdasarkan estimasi dari Bureau of Economic Analysis (BEA) Amerika Serikat menunjukkan bahwa pertumbuhan GDP Amerika Serikat pada kuartal III 2016 tercatat sebesar 2.9%YoY, lebih tinggi dari kuartal sebelumnya yang tercatat sebesar 1.4% YoY.

Harga Minyak

Harga minyak mentah dunia mengalami pelemahan tajam, dimana minyak WTI tercatat melemah sebesar-2.05% pada level 48.7USD/barel dan minyak Brent mengalami pelemahan sebesar -1.51% pada level 49.71USD/barel. Sedangkan untuk harga batubara untuk kontrak bulan Januari 2017 tercatat meningkat sebesar +0.37% pada level 94.40USD/metric tonnes. Untuk harga CPO berdasarkan MPOC tercatat mengalami penurunan sebesar-0.36% pada level 2,786RM.

Penurunan harga minyak mentah dunia lebih dipengaruhi oleh pesimisme pasar terkait Organization of the Petroleum Exporting Countries (OPEC) yang dinilai belum mampu untuk berkoordinasi dalam memangkas output produksi minyak mentah dunia.

Eropa dan Jepang

Beberapa Indikator Ekonomi Eropa tercatat mengalami perbaikan, diantaranya Economic Sentiment bulan Oktober tercatat sebesar 106.3 lebih tinggi dari bulan sebelumnya yang tercatat sebesar 104.9, Business Confidence tercatat sebesar 0.55 lebih tinggi dari bulan sebelumnya yang tercatat sebesar 0.44, Consumer Confidence tercatat sebesar -8 lebih baik dibandingkan bulan sebelumnya yang tercatat sebesar -8.2 dan Industrial Sentiment tercatat sebesar -0.6 lebih baik dari bulan sebelumnya yang tercatat sebesar -1.8.

Dari Jepang, Inflasi bulan September tercatat sebesar 0.2% MoM, lebih tinggi dari bulan sebelumnya yang tercatat sebesar 0.0%, tetapi secara tahunan masih stagnan pada deflasi sebesar-0.5% YoY. Angka Pengangguran turun pada level 3.0% dari bulan sebelumnya yang tercatat sebesar 3.1%.

Indonesia Market

Dari dalam negeri, Bank Indonesia mencatat berdasarkan survey mingguan harga pada pekan ketiga bulan Oktober ini, inflasi diperkirakan hanya sebesar 0.09% lebih rendah dari bulan September yang tercatat sebesar 0.22%.

Pada perdagangan akhir pekan kemarin, 28 Oktober 2016 Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup mengalami pelemahan tipis sebesar -6.567 poin atau -0.121% pada level 5,410.269.

Pada pergerakan mingguan, IHSG tercatat mengalami konsolidasi dan kenaikan hanya ditopang oleh saham-saham second liner. Adapun Investor asing mencatatkan net sell sebesar 34 Milyar.

Pada perdagangan hari ini, Senin (31/10/2016), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan akan mengalami konsolidasi kembali dengan kecenderungan melemah.

Berbagai sentiment global belum cukup kondusif untuk menopang laju IHSG, walaupun rilis data kinerja emiten Indonesia kuartal III 2016 tercatat cukup positif.

Investor dapat melakukan akumulasi pembelian saat Indeks mengalami koreksi. Karena perekonomian dalam negeri masih berada pada kondisi positif, koreksi yang terjadi hanya terpengaruh sentiment global.

IHSG akan mencoba bergerak menguji level resistance pada area 5,445 - 5,447 secara teknikal, dan apabila level tersebut berhasil ditembus maka penguatan akan berlanjut menuju resistance selanjutnya pada level 5,484.

Pada hari ini IHSG akan bergerak pada range harga 5,380 - 5,450.