ANALIS : Harga SUN Kembali Berpeluang Naik
Pasardana.id - Pada perdagangan hari ini diperkirakan harga Surat Utang Negara akan kembali berpeluang untuk mengalami kenaikan di tengah cenderung naiknya imbal hasil surat utang global.
Analis fixed income MNC Securities, I Made Adi Saputra mengungkapkan, imbal hasil US Treasury pada perdagangan kemarin ditutup naik di level 1,791% dari posisi penutupan sebelumnya yang sebesar 1,76%. Sementara itu, imbal hasil surat utang Jerman (Bund) juga ditutup dengan kenaikan pada level 0,09% dari posisi penutupan sebelumnya di level 0,029% begitu pula imbal hasil surat utang Jepang yang ditutup naik terbatas di level -0,069%.
ââÅ¡¬ÃƒÆ’…Kenaikan imbal hasil surat utang global tersebut kami perkirakan juga akan memberikan tekanan terhadap pergerakan harga Surat Utang Negara baik denominasi rupiah maupun dollar Amerika. Sementara itu minimnya sentimen dari dalam negeri akan menyebabkan pergerakan harga Surat Utang Negara akan lebih dipengaruhi oleh sentimen eksternal baik dari regional maupun global,ââÅ¡¬ jelas I Made kepada Pasardana.id, di Jakarta, Kamis (27/10/2016).
Adapun secara teknikal, lanjut dia, harga Suat Utang Negara berada pada beberapa kondisi dimana untuk tenor di bawah 10 tahun, harga Surat Utang Negara berada pada tren kenaikan harga, sedangkan untuk tenor di atas 10 tahun berada pada tren penurunan harga sehingga arah pergerakan harga Surat Utang Negara akan bervariaisi dengan peluang adanya kenaikan harga untuk Surat Utang Negara bertenor pendek.
ââÅ¡¬ÃƒÆ’…Dengan kombinasi faktor ekstrenal dan internal maka kami sarankan kepada investor untuk tetap mencermati arah pergerakan harga Surat Utang Negara,ââÅ¡¬ terangnya.
I Made menambahkan, bagi investor dengan horizon investasi jangka pendek, maka disarankan untuk melakukan strategi trading dengan menggeser portofolio pada tenor pendek guna mengurangi resiko fluktuasi harga di tenor panjang yang cenderung mengalami penurunan.
Adapun bagi investor dengan horizon investasi jangka panjang, tren penurunan arga Surat Utang Negara dengan tenor panjang dapat dimanfaatkan untuk melakukan akumulasi secara bertahap di tengah tren penurunan tingkat suku bunga domestik yang akan diikuti oleh penurunan suku bunga deposito perbankan.

