Unggul Indah Cahaya Rugi US$3,833 Juta per September 2015

foto : ilustrasi (ist)

Pasardana.id - Ketergantungan industri kimia nasional terhadap bahan baku impor masih tinggi. Hal tersebut menyebabkan perusahaan kimia dalam negeri sulit berkembang.

Di sisi lain, perlambatan ekonomi nasional juga ikut berdampak negatif terhadap penjualan industri kimia. Kenyataan sama juga dialami perusahaan kimia yang sahamnya tercatat di Bursa Efek Indonesia. Rata-rata emiten kimia BEI mengalami penurunan kinerja pada 2015.

Bahkan, di antara emiten kimia yang sudah masuk bursa justru menderita kerugian yang cukup signifikan, paling tidak hingga September 2015. PT Unggul Indah Cahaya Tbk (UNIC) misalnya, merugi US$3,833 juta pada Januari-September 2015.

Padahal, di periode yang sama 2014, perseroan masih membukukan laba sebesar US$6,197 juta.

Berdasarkan laporan keuangan per September 2015 yang dipublikasikan Bursa efek Indonesia (BEI), Rabu (27/1) terungkap, kerugian UNIC antara lain disebabkan oleh penjualan yang turun 20,09% menjadi US$216,696 juta dari US$305,274 juta per September 2014.

Seiring penjualan, beban pokok penjualan UNIC juga turun sebesar 26,72% menjadi US$202,531 juta, dari US$276,410 juta per September 2014.

Namun laba kotor emiten kimia beraset US$218,266 juta per September 2015 itu anjlok hingga 50% menjadi US$14,164 juta, dari US$28,863 juta. Di sisi lain, beban operasi UNIC juga berkurang sebesar 7,35%, dari US$20,230 juta menjadi US$18,743 juta per September 2015.

Akan tetapi, UNIC justru menderita rugi usaha sebesar US$2,087 juta per September 2015. Pada periode yang sama 2014, UNIC laba usaha US$9,787 juta.