Kontrak Baru Tahun 2015 Capai Rp13,9 Triliun, Analis Rekomendasikan 'Beli' Saham Adhi Karya
Pasardana.id - Tim analis Samuel Sekuritas, Jakarta merekomendasikan 'beli' saham PT Adhi Karya Tbk (ADHI). Analis perusahaan sekuritas tersebut beralasan, ADHI berhasil meraih kontrak baru sebesar Rp13,9 triliun pada 2015, naik 52% dari Rp9,2 triliun pada 2014.
Perolehan kontrak baru ADHI pada 2015, menurut Samuel Sekuritas, lebih rendah 8,5% dari target yang ditetapkan. Samuel Sekuritas menduga, proyek Light Rail Transit belum dimasukkan sebagai kontrak 2015.
"Kami perkirakan ADHI akan mencatatkan kenaikan kontrak baru pada kuartal I 2016," tulis Samuel Sekuritas dalam riset, Selasa (19/1).
Menurut Samuel Sekuritas, sebesar 34% atau Rp4,73 triliun kontrak baru ADHI berupa proyek pemerintah pusat, 32% dari proyek swasta, proyek dari Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sebesar 19% dan 15% sisanya dari proyek pemerintah daerah.
Tahun ini, papar Samuel Sekuritas, manajemen ADHI menargetkan kontrak baru sebesar Rp25,1 triliun. Dari kontrak tersebut, lini bisnis konstruksi ditargetkan menyumbang 75,1% dari target tersebut. Adapun lini usaha EPC (Engineering, Procurement & Construction) menyumbang 6,9%, properti 8,6%, dan manufaktur beton pracetak 9,4%.
Adapun pendapatan ADHI tahun ini ditargetkan sebesar Rp20 triliun yang akan diperoleh dari lini bisnis konstruksi sebesar 57,5%, EPC 5,8%, properti 8,4%, beton pra cetak 6,7%, serta dari kontribusi proyek LRT sebesar 21,6%.
Laba ADHI pada 2016 ditargetkan Rp750 miliar dengan kontribusi masing-masing anak perusahaan, yakni PT Adhi Persada Properti 35,8%, PT Adhi Persada Gedung 12,4%, dan PT Adhi Persada Beton 10,9%.
Pada transaksi sesi II di BEI, Selasa (19/1), harga saham ADHI tercatat Rp2.435 per unit, naik Rp120 dibanding penutupan Senin (18/1), Rp2.315 per unit.

