Saratoga Investama Sedaya Akhiri Buyback Saham di BEI

foto : ilustrasi (ist)

Pasardana.id - Manajemen PT Saratoga Investama Sedaya Tbk (SRTG) mengumukan telah mengakhiri pembelian kembali saham (buyback) di Bursa Efek Indonesia (BEI) sejak 30 November 2015.

Demikian, disampaikan oleh Michael W.P. Suryajaya, Presiden Direktur SRTG dalam laporan keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), Jumat (4/12).

Menurut Michael, hingga 30 November 2015 pihaknya telah membeli kembali saham sebanyak 1.422.700 lembar dengan harga rata-rata Rp4.150,80 per saham. Total dana yang digunakan untuk buyback saham SRTG sebesar Rp5,905 miliar.

"Selanjutnya, kami informasikan bahwa masa buyback saham telah berakhir 30 November 2015," katanya.

Sebelumnya, pada 31 Agustus 2015, manajemen perseroan mengumumkan rencana pembelian kembali (buyback) sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI) sebanyak 68,9 juta lembar.

Adapun dana yang dalokasikan untuk buyback saham tersebut mencapai Rp378,99 miliar. Saat itu, manajemen perseroan berjanji akan segera menghentikan pembelian kembali saham bila harga saham SRTG telah mencapai Rp5.500 per lembar.

Michael mengatakan, buyback saham SRTG dimulai pada 1 September 2015 hingga 30 November 2015. Program buyback saham merupakan respons atas surat edaran Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang memperbolehkan emiten untuk buyback tanpa melalui rapat umum pemegang saham (RUPS) akibat fluktuasi harga saham secara signifikan.

Menurut Micahel, pembelian kembali saham diharapkan dapat mengurangi dampak pasar yang saat itu sangat berfluktuasi. Adapun dampak langsung bagi perseroan adalah membaiknya harga saham di bursa. Perbaikan harga saham SRTG diharapkan akan memberikan keuntungan bagi semua pemangku kebijakan. Pasalnya, harga saham tersebut dapat merefleksikan pencapaian kinerja perseroan yang baik hingga saat ini.

Hingga penutupan perdagangan di Bursa Efek Indonesia, Jumat (4/12) saham SRTG tercatat Rp3.800 per unit, tidak berubah dibanding penutupan sehari sebelumnya. Pada periode 2 Januari 2015 sampai dengan 4 Desember 2015, saham perusahaan investasi tersebut telah turun 24%, dari Rp5.000 per saham menjadi Rp3.800 per saham.