Bagaimana Cara Mengembangkan Uang Anda?
Pasardana.id - Mempelajari cara menginvestasikan uang anda adalah salah satu pelajaran yang penting dalam kehidupan anda.
Namun, anda tidak harus menjadi seorang mahasiswa untuk memulai berinvestasi. Bahkan, anda tidak harus menjadi lulusan SMA, sekalipun. Anda hanya harus membutuhkan pengertian mendasar tentang bisnis, dan mempunyai kepercayaan diri untuk membuat rencana bisnis sebagai bagian dari hidup anda, dan anda pasti bisa!
Mengapa berinvestasi bisa menjadi sesuatu yang mengerikan?
Bagi banyak dari kita, uang dan investasi pasti tidak di bahas di rumah. Ini juga menjadi suatu topik yang bisa di bilang tabu dalam beberapa rumah tangga mungkin beberapa keluarga yang tidak mempunyai cukup uang untuk berinvestasi.
Jika orang tua, atau mungkin pasangan anda bukanlah orang yang berkeuangan independen, mereka mungkin tidak akan dapat memberikan anda saran tentang keuangan kepada anda. Dan jikapun keluarga anda merupakan orang yang berkecukupan, tidak ada kepastian bahwa saran dari segi keuangan anda masuk akal untuk anda.
Bahkan, banyak dari orang tua yang mendorong anaknya untuk membeli rumah saat harga rumah tersebut cenderung berada di harga yang tidak stabil karena bagi mereka, rumah akan semakin bertambah harganya.
Bahkan, banyak pula yang bilang bahwa investasi pertama anda akan menjadi hal yang paling berat dan sulit.
Tujuan dari berinvestasi
Tentu saja, semua orang pasti mempunyai tujuan keuangan yang berbeda dan ketika anda semakin mempelajarinya, semakin pula anda akan merasa percaya diri untuk menentukan arah dan tujuan anda sendiri.
Tetapi berikut tujuan dasar dari segi keuangan yang banyak orang inginkan:
Selama lebih dari 1 dekade bekerja, saya ingin mengumpulkan dan menghasilkan uang yang lebih banyak dari yang kukeluarkan dan sisanya akan kuinvestastikan. Ketika aku pensiun, aku ingin investasiku menghasilkan pula uang yang cukup melalui bunga dan dividen sehingga aku bisa hidup dari income tanpa menjual investasiku.
Jika anda perhatikan bagian pertama dari tujuan di atas adalah kerja keras. Jika anda mengharapkan mengambil sedikit uang dan bertaruh dalam keuntungan di bursa saham, anda bisa berhenti membaca artikel ini, karena artikel ini bukan di tulis untuk orang yang seperti anda.
Tetapi jika anda ingin bekerja hanya beberapa dekade dan mau memastikan sehingga anda tidak perlu bekerja lagi dalam sisa hidup anda, anda harus mengurangi pengeluaran anda dan lebih menginvestasikan sisanya.
Anda juga menyadari bahwa tujuan ini tidak merekomendasikan anda untuk menjual investasi anda. Orang yang kaya tidak menjual asset mereka untuk menjajakan uang mereka.
jika iya, mereka tidak akan kaya dalam jangka waktu yang lama. Mereka tetap kaya karena asset mereka memberikan pemasukan untuk mendukung gaya kehidupan mereka. Dan asset pembuat uang ini bisa menjadi asset turun temurun dengan penanganan yang pengelolaan yang baik.
Menikmati waktu senja anda dengan menggunakan income dari investasi anda dan memberikan sesuatu yang tersisa untuk pasangan anda atau donasi adalah sesuatu yang semua investor lakukan. Itu mungkin tidak selalu mungkin dilakukan semua orang, tetapi itu adalah sikap yang terbaik.
Apa yang harus saya investasikan?
Kebanyakan orang berinvestasi melalui saham dan obligasi, dimana banyak penasihat keuangan setuju sebagai tempat berinvestasi dengan seimbang untuk kedua pilihan tersebut tergantung dengan situasi anda.
Saham menunjukan kepemilikan sebagian dari suatu perusahaan dan obligasi lebih berbentuk aku berhutang padamu.
Reksadana dapat mempunyai saham atau obligasi atau dua-duanya sesuai dengan kemauan anda (tentu anda sudah mengerti tentang perbedaan saham, obligasi, dan reksadana).
Tetapi, ada cara lain lagi untuk berinvestasi, semisal, dengan berinvestasi dalam bidang properti yang anda tidak diharuskan untuk fokus dan mengawasinya fokus pada saham dan obligasi sudah bisa di bilang cukup.
Tetapi jika anda mempunyai hutang, entah hutang kartu kredit, hutang dengan debkolektor, atau hutang terhadap teman itu tidak masuk akal kalau anda bisa menginvestasikan uang anda di saham atau obligasi.
(Diterjemahkan dari The Street.com oleh Stevandy Clawira)