Airlangga Hartarto: Pendapatan per Kapita Kita Bisa Tembus 5.300-5.400 Dolar AS Pada 2024
Pasardana.id - Menteri Koordinator Perekonomian, Airlangga Hartarto menyatakan, Indonesia memiliki fondasi ekonomi yang kuat dan dinilai mampu menghadapi ketidakstabilan kondisi geopolitik dan ekonomi global saat ini.
Selain itu, kebijakan pemerintah dalam mendukung perekonomian dinilai sudah sesuai jalurnya.
Perekonomian Indonesia tumbuh positif 4,94 persen (yoy) atau 5,05 persen (ctc) pada kuartal ketiga 2023 dengan tingkat inflasi yang masih terkendali dalam kisaran sasaran 3,0±1 persen yakni sebesar 2,61 persen (yoy) pada bulan Desember 2023.
Neraca perdagangan Indonesia juga kembali mencatatkan surplus pada bulan Desember 2023 dengan nilai yang mencapai USD3,31 miliar.
Angka tersebut kembali melanjutkan tren surplus sejak Mei 2020 atau telah berlangsung selama 44 bulan berturut-turut.
Bahkan untuk pertama kalinya sejak tahun 2008, tercipta surplus dengan Tiongkok yakni sebesar 2,06 miliar dolar AS pada 2023.
Dalam acara Investor Daily Round Table yang bertema “Tantangan Ekonomi di Tahun Politik” di Cirebon, Jawa Barat, Rabu (24/1/2024), Menko Airlangga juga mengatakan, bahwa kinerja ekspor sepanjang tahun 2023 mampu mencetak 258,82 miliar dolar AS dan masih lebih tinggi dari nilai impor yang sebesar 221,89 miliar dolar AS.
“Dengan demikian, sebetulnya langkah-langkah makro yang dilakukan oleh Pemerintah Indonesia sudah berada dalam track yang benar. Demikian pula mengenai pendapatan per kapita kita, pasca Covid-19 ini kita masuk di upper middle income country lagi. Tidak banyak negara masuk di upper middle income country secara konsisten. Dan kita diperkirakan di tahun 2024, income per kapita bisa menembus di angka 5.300 dolar AS sampai dengan 5.400 dolar AS,” ungkap Menko Airlangga.
Lebih lanjut, Menko Airlangga juga menyinggung pembangunan proyek jangka panjang Giant Sea Wall (GSW) yang bertujuan menjaga keberlangsungan Pulau Jawa sebagai salah satu mesin utama ekonomi nasional.
Perlindungan pesisir pulau Jawa akan meningkatkan resiliensi baik secara ekonomi maupun keamanan.
“Kita melihat bahwa ke depan itu kan, banyak Proyek Strategis Nasional, tetapi kita lihat bahwa koridor utara Jawa itu menjadi sebuah koridor yang seharusnya tidak ada gangguan. Nah, salah satu tidak ada gangguan itu adalah untuk menekan logistic cost lebih rendah dari 20%. Nah, salah satunya tadi ada Pelabuhan Patimban. Jadi selain yang Tanjung Priok, Tanjung Emas, Tanjung Perak, ada Patimban. Patimban ini punya potensi untuk sangat membantu di kawasan utara bagian barat. Terutama untuk industri otomotif dan manufaktur. Dibuktikan dalam waktu singkat kapasitas untuk ekspor otomotif yang disiapkan sekitar 218 ribu, langsung 100 persen tahun kemarin. Itu membuktikan gerakan ekonomi utara yang luar biasa,” jelas Menko Airlangga.
Lebih lanjut Airlangga juga menerangkan sejumlah kebijakan strategis Pemerintah dalam mendukung penguatan ekonomi Indonesia, seperti; Program Bantuan Pangan yang turut menjaga daya beli dan level inflasi nasional, pemberdayaan UMKM melalui program KUR, penguatan daya saing dan nilai tambah industri melalui hilirisasi, mendorong ekspor dan menjaga resiliensi sektor eksternal, peningkatan produktivitas SDM, pemerataan pembangunan dan konektivitas, peningkatan kerja sama internasional, serta kemudahan berusaha dan peningkatan investasi.
“Tetapi kita lihat beberapa negara pengungkit seperti Amerika Serikat sudah mulai bisa menangani inflasinya dan pertumbuhannya juga sudah bisa kelihatan, demikian pula dengan China. Dan Indonesia di region Indo-Pasifik ini berharap bahwa ini menjadi wilayah yang sangat dinamis. Dan pertumbuhan ekonomi dunia ini berbasis pada Indo-Pasifik,” pungkasnya.

