KAI Tambah Impor KRL dari China, Kemenhub : Nggak Masalah
Pasardana.id - Kementerian Perhubungan (Kemenhub) tidak mempermasalahkan jika akhirnya PT Kereta Commuter Indonesia atau KCI harus menambah impor KRL dari China.
Direktur Jenderal Perkeretaapian (DJKA) Kemenhub, Risal Wasal hanya meminta agar pelayanan masyarakat tidak terhambat karena keterbatasan armada.
"Enggak (masalah), kita yang penting masyarakatnya terlayani dan semua kereta yang masuk ke Indonesia teruji dan tersertifikasi hingga dinyatakan laik karena berkaitan dengan keselamatan," ungkap Risal di Jakarta, Minggu (21/7) kemarin.
Risal juga memberikan arahan kepada KAI agar terus memenuhi kebutuhan kereta api untuk masyarakat, khususnya di Jabodetabek.
"Pada saat ternyata ada keterbatasan, mereka berupaya untuk mengadakan yang terbaru dari pihak lain," ujar Risal.
Seperti diketahui, PT INKA (Persero) mengalami keterbatasan produksi dan peremajaan trainset KRL.
Akibatnya, INKA belum bisa memenuhi secara maksimal pesanan KRL Jabodetabek dari KAI.
INKA baru akan mengirimkan 12 trainset baru, dari total 16 trainset, di semester II 2025. Sebanyak 4 trainset sisanya baru akan selesai 2026, dan 8 trainset di 2027.
Selain itu, INKA juga hanya bisa memenuhi 2 peremajaan atau retrofit trainset KRL, dari kesepakatan sebanyak 19 trainset di semester II 2025.
Dengan kekurangan tersebut, KCI akan menambah impor KRL dari China sebanyak 8 trainset.
Sebelumnya, Direktur Utama INKA, Eko Purwanto mengatakan, perusahaan mengajukan Penyertaan Modal Negara (PMN) senilai Rp 976 miliar di tahun 2025 untuk penambahan kapasitas produksi sarana kereta api dalam negeri.
Eko mengungkapkan, lesunya produktivitas INKA yaitu disebabkan penuhnya kapasitas pabrik Madiun seluas 22 hektare dengan pesanan KAI dan mesin-mesin yang mayoritas tua.
Rinciannya, 448 mesin atau 35 persen berusia 26-50 tahun, 442 mesin atau 35 persen berusia 1-10 tahun, 341 atau 27 persen berusia 11-25 tahun, dan 32 mesin atau 3 persen berusia di atas 51 tahun.
Dengan PMN tersebut, lanjut dia, INKA juga berencana menyelesaikan pembangunan pabrik baru di Banyuwangi, Jawa Timur.
Dia berharap, pabrik tersebut rampung di semester II 2025.

