Laba Non Pengendali Turun 60 Persen, CTRA Cetak Laba Rp1,863 Triliun Pada Tahun 2022

Pasardana.id - PT Ciputra Development Tbk (IDX: CTRA) membukukan laba bersih sebesar Rp1,863 triliun pada tahun 2022, atau tumbuh 7,3 persen dibanding tahun 2021 yang tercatat sebesar Rp1,735 triliun.
Hasil itu mendongkrak laba per saham dasar ke level Rp101 per lembar, sedangkan di akhir tahun 2021 berada di level Rp94.
Padahal pendapatan bersih melorot 6,1 persen menjadi Rp9,126 triliun karena penjualan rumah susun anjlok 64,1 persen yang tersisa Rp483,9 miliar.
Senasib, penjualan ruang perkantoran amblas 45,3 persen sisa Rp581,6 miliar.
Demkian juga dengan pendapatan rumah sakit melorot 13,5 persen menjadi Rp580,26 miliar.
Tapi penjualan kavling, rumah hunian dan toko tumbuh 8,9 persen menjadi Rp6,122 triliun.
Senada, pendapatan dari pusat niaga terkerek 29,1 persen menjadi Rp549,95 miliar.
Bahkan, pendapatan hotel naik 62,2 persen menjadi Rp430,21 miliar.
Walau beban pokok penjualan dan beban langsung dapat ditekan 6,7 persen menjadi Rp4,559 triliun. Tapi laba kotor terpangkas 5,6 persen menjadi Rp4,567 triliun.
Kian berat, beban umum dan administrasi membengkak 6,7 persen menjadi Rp1,256 triliun.
Demikian juga dengan beban penjualan yang naik 4,3 persen menjadi Rp383,16 miliar.
Akibatnya, laba usaha melorot 9,02 persen menjadi Rp3,063 triliun.
Kian berat, beban keuangan mencapai Rp1,069 triliun.
Lalu pajak final sebesar Rp249,6 miliar dan pajak penghasilan Rp59,914 miliar.
Akibatnya, laba tahun berjalan terkikis 4,02 persen menjadi Rp2,003 triliun.
Sedangkan laba berjalan yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk tumbuh 7,3 persen menjadi Rp1,863 triliun.
Adapun bagian kepentingan non pengendali turun 60 persen menjadi Rp139,26 miliar.
Data tersebut tersaji dalam laporan keuangan tahun 2022 telah audit emiten properti grup Ciputra itu yang diunggah pada laman Bursa Efek Indonesia (BEI) dikutip Senin (3/4/2023).
Sementara itu, total kewajiban berkurang 1,3 persen menjadi Rp20,989 triliun.
Pada sisi lain, jumlah ekuitas bertambah 8,2 persen menjadi Rp20,912 triliun.