Libatkan UMKM, Pemerintah Dorong Penerapan Kendaraan Listrik di Indonesia
Pasardana.id - Dalam rangka mempercepat penerapan kendaraan listrik untuk transportasi jalan, pemerintah melalui Kementerian ESDM bakal melibatkan pelaku usaha kecil dan menengah atau UKM untuk menjadi bagian rencana aksi transisi energi di Indonesia.
Kementerian Koperasi dan UKM bersama dengan Kementerian ESDM sepakat melakukan sinergi untuk pengembangan dan pemberdayaan pelaku UKM dalam transformasi kendaraan listrik.
"Nota kesepahaman ini difokuskan untuk menjalin pengembangan sumber daya manusia dan transformasi kendaraan listrik yang dibina oleh Kementerian ESDM," kata Sekretaris Kementerian Koperasi dan UKM, Arif Rahman Hakim dalam siaran resminya di Jakarta, Selasa (8/2/2022).
Lebih lanjut Arif mengungkapkan, transformasi kendaraan listrik merupakan wujud dukungan pemerintah terhadap pembangunan yang berkelanjutan untuk mengatasi dampak dari perubahan iklim.
Seperti, peningkatan bencana hidrometeorologi, peningkatan suhu bumi, kenaikan muka air laut, hingga gelombang ekstrem.
Berdasarkan survei yang dilakukan oleh Kementerian Koperasi dan UKM bersama UNDP, lanjut Arif, sekitar 94-95 persen UKM tertarik dengan gagasan praktik usaha ramah lingkungan. Sedangkan, sekitar 86-90 persen UKM tertarik untuk melakukan praktik usaha inklusif.
Menurut data Kementerian Perhubungan, jumlah kendaraan listrik di Indonesia sudah mencapai 14 ribu unit dengan jumlah kendaraan motor listrik sebanyak 12.460 unit.
Dirinya optimistis, industri kendaraan listrik dapat terus bertumbuh dengan kolaborasi para UKM, pemerintah, BUMN, dan swasta.
"Kami ingin momentum Covid-19 memperkuat adaptasi, inovasi, dan daya saing UKM. Itulah yang disebut dengan pemulihan transformatif," ujar Arif.
Sementara itu, Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM, Dadan Kusdiana mengatakan, dalam kerja sama ini, peran pelaku UKM sangat strategis, di mana pelaku UKM diharapkan dapat menjadi penyedia komponen untuk konversi motor listrik, serta melakukan konversi dari bengkel dan workshop.
"Jadi kita akan membina pelaku UKM untuk mengkonversi motor listrik," ujar Dadan.
Dia mengungkapkan, pada tahun 2021 lalu, pihaknya telah berhasil menyelesaikan 100 unit motor BBM yang dikonversikan ke motor listrik.
Unit motor tersebut ini dinyatakan sudah lulus uji di Kementerian Perhubungan.
Sementara, pada tahun 2022, pihaknya pun menargetkan 1.000 unit motor BBM yang dikonversikan menjadi motor listrik.
Dari sisi pendanaan akan didukung oleh Pertamina dan PLN.
Tak tanggung-tanggung, pada tahun 2025, pihaknya menargetkan 13 juta unit motor listrik hasil konversi.
Hal ini pun akan menciptakan market value untuk pelaku UKM mencapai Rp 50 triliun.
"Target kami konversi motor ini yang nilai bukunya sudah nol, kita ganti ke motor listrik. Potensinya ini bisa menghemat Rp 319 triliun dan penurunan 65 juta ton Karbondioksida," tandasnya.

