Menkop UKM Sebut Kacang Koro Pedang Dapat Menjadi Alternatif untuk Tempe dan Tahu
Pasardana.id - Dunia saat ini tengah mengalami lonjakan harga kedelai yang telah memengaruhi keberlanjutan usaha para pengrajin tempe dan tahu di Tanah Air.
Menteri Koperasi dan UKM, Teten Masduki, merasa bahwa tren naiknya harga kedelai harus dijawab dengan menyiapkan alternatif bahan baku agar usaha tempe dan tahu lebih berkelanjutan ke depannya.
Salah satu komoditas yang dapat dijadikan sebagai substitusi adalah kacang koro pedang.
"Para pengrajin tempe dan tahu juga harus melakukan inovasi untuk mencari alternatif pengganti kedelai impor yang semakin hari semakin mahal. Salah satunya dengan menggunakan kacang koro pedang," ungkap Menteri Teten, seperti dilansir dari siaran pers, Selasa (15/2).
Menteri Teten menambahkan, pihaknya kini sedang menyiapkan bahan baku tempe dan tahu dengan kacang koro pedang yang dapat menjadi subtitusi kedelai, sehingga, para pengrajin tidak tergantung sepenuhnya oleh kedelai impor yang harganya selalu mengalami kenaikan setiap tahunnya dan memengaruhi produksi tempe.
"Kita selama ini makan tempe dan tahu sebagai sumber protein, tapi ironinya kedelai ini diimpor 2,5 juta sampai 3 juta ton setahun. Kita lihat sekarang kacang koro punya potensi sebagai substitusi impor. Ini per satu hektare (ha) saja dapat memproduksi 5 ton dan kalau mau substitusi 1 juta ton itu hanya butuh 200 ribu sampai 250 ribu ha," lanjut Menteri Teten.
Saat ini Kementerian Koperasi dan UKM tengah bekerja sama dengan para petani dari Kabupaten Sumedang mengembangkan pilot project budidaya kacang koro pedang yang telah dimulai sejak akhir Januari 2022 lalu.
Dengan pengembangan tersebut diharapkan nantinya kacang koro pedang menjadi salah satu komoditas strategis penunjang ketahanan pangan di Indonesia.
Menteri Teten menargetkan, pada tahun 2022 ini akan tertanam kacang koro pedang di lahan seluas 100 ha di Kabupaten Sumedang.
Setelah pilot project tersebut berlangsung, pada tahun 2023 akan dilakukan scalling up terhadap penanaman kacang koro pedang ini karena Kabupaten Sumedang sendiri memiliki potensi lahan hampir 1.000 ha yang dapat dipergunakan.
"Jadi nanti setelah ini ditanami, akan diserap oleh koperasi yang akan menjadi offtaker. Jadi ada kepastian bagi petani bahwa yang mereka tanam akan terserap. Peran koperasi sebagai offtaker pertama dari para petani kacang koro juga dapat menjadi jawaban untuk pembiayaan KUR (Kredit Usaha Rakyat) kluster yang dapat diakses oleh para petani," ujarnya.
Lebih lanjut Menteri Teten menegaskan, jika Gabungan Koperasi Produsen Tempe-Tahu Indonesia (Gakoptindo) mau menyerap kacang koro pedang hasil produksi para petani, maka akan terjadi peningkatan produksi dari komoditas tersebut.
Bahkan, diprediksi bahwa kacang koro pedang dapat mensubstitusi 60% kedelai sebagai bahan baku tempe dan tahu.
"Kalau Gapoktindo mau menyerap kacang koro produk petani. Pasti petani juga akan bergairah meningkatkan produksinya. Setidaknya kacang koro dapat mengganti 60% kedelai untuk tempe," pungkas Menteri Teten.

