Pertamina Rosneft Mulai Garap Desain Rinci Kilang Tuban

foto : ilustrasi (ist)

Pasardana.id - PT Pertamina Rosneft Pengolahan dan Petrokimia, operator Kilang Tuban, Jawa Timur mulai melakukan proses penggarapan desain rinci (front end Engineering Design/FEED) pembangunan kilang Grass Root Refinery (GRR) Tuban.

Penggarapan desain dilakukan bersama perusahaan konsultan asal Spanyol, Spanish Tecnicas Reunidas SA (Tecnicas Reunidas). Hal ini dilakukan usai Pertamina menuntaskan ganti rugi lahan kepada warga.

Rapat perdana (kick-off meeting) pembahasan desain rinci ini dilakukan secara daring pada Rabu pekan lalu (14/4/2021) bersama Tecnicas Reunidas, menyusul telah tuntasnya desain dasar (Basic Engineering Design/ BED) pada awal 2021.

Tecnicas Reunidas merupakan konsultan pelaksanaan kegiatan desain umum (General Engineering Design/GED).

Dalam tahapan FEED, Tecnicas Reunidas berperan untuk mengembangkan desain open-art units, sistem off-site dan utilities, pengawasan dan integrasi desain secara keseluruhan, termasuk data desain dari licensor (pihak pemberi lisensi).

Dalam keterangan resmi yang dirilis perusahaan, Selasa (20/4/2021), Presiden Direktur Pertamina Rosneft, Kadek Ambara Jaya mengatakan, dimulainya FEED merupakan salah satu milestone penting dalam proyek pembangunan kilang GRR Tuban.

"Momen ini telah kami tunggu selama ini. Dari FEED diharapkan didapatkan gambaran secara spesifik terhadap peralatan kilang dan infrastruktur yang akan dibangun di kilang GRR Tuban," ujar Kadek.

Secara ringkas, kajian FEED meliputi seluruh studi yang dilaksanakan sebelum pemesanan peralatan utama dalam sebuah proyek. Proses FEED proyek kilang GRR Tuban ini ditargetkan selesai dalam waktu 12 bulan.

Ruang lingkup kajiannya meliputi mechanical data sheet peralatan utama, penyiapan paket tender, pengembangan process dan utility, elaborasi tata letak kerja utama piping, instrumen, kelistrikan, dan pekerjaan sipil.

Secara ringkas, kajian FEED meliputi seluruh studi yang dilaksanakan sebelum pemesanan peralatan utama dalam sebuah proyek.

Di tempat terpisah, Deputy CEO and Corporate General Director Tecnicas Reunidas, Miguel Paradinas menyatakan, investasi Pertamina Rosneft di proyek kilang GRR Tuban merupakan wujud komitmen Pertamina dan Rosneft dalam menyediakan energi bersih yang terjangkau.

Menurutnya, integrasi antara industri pengolahan dan petrokimia merupakan sebuah tren industri yang tidak terhindarkan lagi. Industri ini akan melahirkan sistem yang dapat mengoptimalkan penggunaan bahan baku secara fleksibel.

"Hal ini sejalan dengan tujuan pembangunan berkelanjutan yang dicanangkan Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB)," ujar Miguel.

Kilang GRR Tuban nantinya dikembangkan dan dikelola oleh Pertamina Rosneft, sebagai perusahaan patungan (joint venture) antara perusahaan minyak dan gas bumi Indonesia, PT Pertamina (Persero) dengan Rosneft Singapore Pte Ltd yang merupakan afiliasi perusahaan migas Rosneft asal Rusia.

Proyek kilang ini diharapkan rampung pada 2026 dan dapat menjadi jawaban atas isu pemenuhan energi nasional.

Apabila tidak ada pembangunan kilang baru, maka impor BBM Indonesia diperkirakan akan meningkat dari 0,53 juta barel per hari (bph) menjadi 1 juta bph atau setara dengan 68% kebutuhan energi nasional.