DRMA Tambah Deretan Saham IPO ARB

Pasardana.id.- PT Dharma Polimetal Tbk (IDX: DRMA) resmi tercatat pada papan perdagangan Bursa Efek Indonesia, Senin (20/12/2021) pagi ini.
Sayangnya, pada debut pertama di bursa, para pelaku pasar langsung melalukan aksi jual.
Berdasarkan pantauan Pasardana.id hingga pukul 11.00 WIB, DRMA turun 34 point atau 6,8 persen ke level 466 dengan nilai transaksi sebesar Rp56,6 miliar.
Dengan demikian, saham emiten suku cadang kendaraan bermotor ini menambah deretan saham-saham pada pencatatan perdana yang mengalami penolakan penawaran jual beli secara otomatis batas bawah atau auto rejection bawah (ARB).
Untuk diketahui, perseroan telah berhasil meraih dana sekitar Rp 350 miliar.
Dalam IPO tersebut, DRMA mematok harga penawaran umum perdana (IPO) saham senilai Rp500 per saham.
DRMA menawarkan sebanyak 705.882.300 lembar saham atau 15 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh kepada investor publik.
Dari dana tersebut, Perseroan berencana untuk terus melakukan ekspansi dan meningkatkan kapasitas pabrik.
Presiden Direktur DRMA, Irianto Santoso mengatakan, langkah perseroan untuk melakukan IPO di tahun ini merupakan bagian dari upaya untuk menjadi Perusahaan Manufaktur komponen kelas dunia yang transparan, accountable dan bertanggung jawab kepada seluruh investor, masyarakat dan seluruh stakeholders.
“Sungguh merupakan suatu pencapaian besar dan bersejarah bagi kami untuk bisa menjadi perusahaan publik di akhir tahun 2021 ini. Momen ini membawa Dharma Polimetal Tbk ke babak baru dalam industri komponen otomotif di Indonesia. Dengan struktur permodalan yang kuat yang didukung oleh pemegang saham publik serta grup Triputra, DRMA akan siap menjadi salah satu Perusahaan manufaktur kelas dunia yang dapat diandalkan di Indonesia,” beber dia kepada media, Senin (20/12/2021).
Irianto yakin, perseroan dapat meraih peningkatan laba bersih lebih dari 25 kali lipat dari capaian laba bersih Perseroan di akhir tahun 2020 yang tercatat sekitar Rp8 miliar.
Harapan tersebut sejalan dengan naiknya permintaan kendaraan yang tercermin dari peningkatan permintaan akan komponen dalam beberapa bulan terakhir ini.
Hal itu ditopang peningkatan penjualan di atas 50 persen, atau naik sekitar Rp1 triliun diakhir tahun 2021 dari Rp1,87 triliun di akhir 2020.
“Dengan target itu, kami proyeksikan kenaikan laba bersih bahkan akan meningkat lebih dari 25 kali lipat di akhir tahun 2021 ini dibanding posisi di akhir 2020. Untuk tahun 2022, kami optimis target pertumbuhan penjualan dan laba bersih akan tetap mampu tumbuh double digit,” papar dia.
Lebih lanjut ia menjelaskan, taksiran itu sejalan dengan naiknya target penjualan mobil nasional oleh Gaikindo sebesar 900 ribu unit, yang tentunya akan berdampak pada peningkatan penjualan kendaraan serta permintaan akan komponen secara keseluruhan.
Di samping itu, juga didorong oleh adanya peningkatan pangsa pasar Perseroan akibat adanya komponen baru yang dibuat, baik untuk existing customer maupun customer baru.