Menhub Akui Rencana Pembangunan Jalur MRT TangSel Masih Terkendala Dana

Pasardana.id - Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi mengatakan, saat ini pembangunan jalur MRT ke Tanggerang Selatan telah masuk dalam Rancangan Induk Transportasi Jakarta (RITJ).
Namun, rencana tersebut masih terkendala pendanaan.
"RITJ sudah masuk, tapi kita lagi teken tentang pendanaan. Saya harapkan, ada KPBU (Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha) dengan Pemkot Tangsel," ujarnya di Jakarta, Selasa (4/1/2020).
Mantan Direktur Utama PT Angkasa Pura II (Persero) itu juga menyebutkan, nilai investasi MRT berdasarkan pra studi kelayakan (pre feasibility study) mencapai Rp800 miliar hingga Rp1 triliun per kilometer (km).
"Panjang di Tangerang Selatan ada 20 km, jadi butuh dana Rp20 triliun," ujar Menhub.
Karenanya, Budi menilai, anggaran itu sangat besar jika dibandingkan postur APBD Tangsel yang sebesar Rp3,9 triliun.
Untuk itu, dia mendorong Pemerintah Kota (Pemkot) Tangsel untuk mencari mitra swasta dengan skema Kerjasama Pemerintah Badan Usaha (KPBU).
"Kalau saya harapkan adanya KPBU ya, makanya kita lagi setup rencana itu lebih konkret agar investor bisa tertarik," ucap dia.
Lebih lanjut Menhub menilai, proyek MRT seharusnya menarik dari sisi bisnis. Untuk mengkompensasi biaya pembangunan, selain dari tiket, proyek tersebut bisa mengandalkan bisnis properti dengan konsep transit oriented development (TOD).
Dia berharap, isu pendanaan bisa ditemukan solusinya dengan cepat, sehingga MRT bisa dibangun ke Tangsel paling lambat 2022.
"Saya optimistis proyek MRT ke Tangsel ini bisa berjalan," ujar dia.
Untuk diketahui, wacana perpanjangan jalur MRT sampai Tangsel sudah muncul sejak November 2018.
Jalur MRT dikabarkan bakal berlanjut melintasi Ciputat, Pondok Cabe, Pamulang, Puspitek, Rawa Buntu, dan Kota Tangerang.