Menteri Bappenas : Investasi Di Ibu Kota Baru Dapat Menyerap Banyak Tenaga Kerja

Foto : istimewa

Pasardana.id - Indonesia akan memindahkan ibu kota negara dari Jakarta ke Kalimantan Timur. Potensi investasi dan pembiayaan ibu kota baru pun dinilai cukup besar.

Hal tersebut disampaikan langsung Menteri Bappenas Bambang Brodjonegoro yang memperkirakan setiap Rp1 triliun investasi sektor konstruksi di Kaltim mampu menyerap 14 ribu tenaga kerja. 

"Dan total kebutuhan investasi untuk ibu kota baru Rp466 triliun. Bisa dibayangkan ada banyak tenaga kerja yang diserap, baik dari wilayah maupun daerah lain," ujar Bambang di Jakarta, Senin, (16/9/2019).

Bambang memperkirakan beberapa sektor investasi di Kaltim yang akan menjadi primadona bagi investor, yakni konstruksi, kesehatan, restoran, pendidikan, semen, perdagangan, pertambangan, jasa, transportasi, hotel, keuangan, komunikasi, hingga perikanan.

Dia optimistis dengan didorongnya pertumbuhan investasi riil itu, pertumbuhan ekonomi di Kaltim saat proses pembangunan ibu kota baru bisa mencapai 7,3 persen, dan mampu berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 0,6 persen.

"Jadi ini kan kota dibangun, awalnya lahan kosong, jadi hidup," ungkapnya.  

Selain itu Bambang juga menyoroti akan ada peningkatan perdagangan dari beberapa provinsi ke Kalimantan Timur. Perdagangan paling meningkat dari Sulawesi Selatan, komoditas dari provinsi ini akan naik hingga 40% ke Kaltim. 

"Pembangunan ibu kota baru membutuhkan suplai material dan barang. Ini meningkatkan perdagangan provinsi lain ke Kaltim, paling tinggi ini Sulawesi Selatan, DKI Jakarta menjadi supplier ke tiga terbesar, yang ke dua Jawa Barat," kata Bambang.

Pasalnya, Sulawesi Selatan pun memiliki produksi semen yang dibutuhkan untuk membangun sebuah kota.

"Di Sulawesi Selatan akan terjadi peningkatan di sektor produksi semen," tandas Bambang.