Volume SUN Diperdagangan Jumat Lalu Senilai Rp12,26 Triliun dari 33 Seri

foto : ilustrasi (ist)

Pasardana.id – Riset harian fixed income MNC Securities yang dirilis Senin (29/7/2019) menyebutkan, Volume perdagangan Surat Utang Negara (SUN) yang dilaporkan pada perdagangan Jumat (26/7) kemarin, tercatat senilai Rp12,26 triliun dari 33 seri Surat Utang Negara yang diperdagangkan dengan volume perdagangan seri acuan yang dilaporkan senilai Rp4,73 triliun.

Adapun Obligasi Negara seri FR0070 menjadi Surat Utang Negara dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp2,98 triliun dari 12 kali transaksi di harga rata - rata 106,89% yang diikuti oleh perdagangan Obligasi Negara seri FR0077 senilai Rp1,75 triliun dari 37 kali transaksi di harga rata - rata 105,65%.

Sedangkan dari perdagangan obligasi korporasi, volume perdagangan yang dilaporkan senilai Rp1,48 triliun dari 48 seri obligasi korporasi yang diperdagangkan.

Obligasi Berkelanjutan I J Resources Asia Pasifik Tahap I Tahun 2019 (PSAB01CN1) menjadi obligasi korporasi dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp400 miliar dari 2 kali transaksi di harga rata - rata 100,00% dan diikuti oleh perdagangan Obligasi Berkelanjutan IV Mandiri Tunas Finance Tahap II Tahun 2019 Seri A (TUFI04ACN2) senilai Rp365 miliar dari 8 kali transaksi di harga rata - rata 99,98%.

Sementara itu, nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika kembali ditutup dengan mengalami pelemahan di level 14008,00 per dollar Amerika, mengalami pelemahan sebesar 31,00 pts (0,22%) dibandingkan dengan level penutupan sebelumnya.

Adapun pergerakan nilai tukar Rupiah mengalami pelemahan sepanjang sesi perdagangan yang bergerak pada kisaran 13993 hingga 14013 per Dollar Amerika, melemahnya nilai tukar Rupiah seiiring dengan melemahnya sebagian besar mata uang regional.

Mata uang regional yang mengalami pelemahan terbesar didapati pada mata uang Won Korea Selatan (KRW) sebesar 0,30% yang diikuti mata uang Rupiah Indonesia (IDR) dan Ringgit Malaysia (MYR) masing-masing sebesar 0,22% dan 0,13%.

Sementara itu, mata uang yang memimping penguatan mata uang regional didapati pada mata uang Rupee India (INR) sebesar 0,20% dan diikuti oleh penguatan mata uang Peso Filipina (PHP) sebesar 0,11% terhadap Dollar Amerika.

Namun dari perdagangan surat utang global, pada perdagangan akhir pekan kemarin pergerakan imbal hasilnya ditutup dengan mengalami arah yang bervariasi.

Imbal hasil dari US Treasury dengan tenor 10 tahun ditutup turun pada level 2,062%.

Adapun imbal hasil dari US Treasury dengan tenor 30 tahun juga ditutup turun pada level 2,587%.

Sementara itu, imbal hasil dari surat utang Jerman (Bund) dengan tenor 10 tahun ditutup dengan mengalami penurunan di level -0,377% sedangkan surat utang Inggris (Gilt) dengan tenor 10 tahun mengalami kenaikan di level 0,689%.

Perubahan imbal hasil yang bergerak bervariasi dan beberapa sentimen yang ada, kami perkirakan akan berdampak positif terhadap pergerakan harga Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang dollar Amerika.