Volume SUN Diperdagangan Jumat Lalu Senilai Rp8,48 Triliun dari 39 Seri

foto : ilustrasi (ist)

Pasardana.id – Riset harian fixed income MNC Securities yang dirilis Senin (06/5/2019) mengungkapkan, volume perdagangan Surat Utang Negara (SUN) yang dilaporkan pada perdagangan Jumat (03/5) kemarin tercatat menurun dibandingkan dengan perdagangan sebelumnya, yakni tercatat senilai Rp8,48 triliun dari 39 seri Surat Utang Negara yang diperdagangkan dimana untuk seri acuan volume perdagangan yang dilaporkan senilai Rp3,27 triliun.

Obligasi Negara seri FR0078 menjadi Surat Utang Negara dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp1,33 triliun dari 50 kali transaksi di harga rata - rata 103,50% dan diikuti oleh Obligasi Negara seri FR0079 senilai Rp713 miliar dari 86 kali transaksi di harga rata - rata 101,13%.

Adapun untuk Surat Berharga Syariah Negara dengan volume tertinggi didapati pada Project Based Sukuk seri PBS014 sebesar Rp1,31 triliun untuk 27 kali transaksi dan diikuti oleh seri PBS013 sebesar Rp185,00 miliar dari 2 kali perdagangan.

Adapun dari perdagangan obligasi korporasi, volume perdagangan yang dilaporkan senilai Rp1,96 triliun dari 46 seri obligasi korporasi yang diperdagangkan.

Obligasi Berkelanjutan Indonesia Eximbank II Tahap IV Tahap 2015 Seri B (BEXI02BCN4) menjadi obligasi korporasi dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp400,00 miliar dari 4 kali transaksi di harga rata - rata 101,54% dan diikuti oleh perdagangan Obligasi Berkelanjutan Indonesia Eximbank II Tahap V Tahun 2015 Seri C (BEXI02CCN5) senilai Rp400,00 miliar dari 2 kali transaksi di harga rata - rata 101,61%.

Adapun untuk perdagangan Obligasi Berkelanjutan IV Sarana Multigriya Finansial Tahap VIII Tahun 2019 Seri B (SMFP04BCN8) tercatat volume perdagangan sebesar Rp327,40 dari 7 kali transaksi di harga 100,44% dan untuk volume perdagangan Obligasi Berkelanjutan II Maybank Finance Tahap II Tahun 2019 Seri A (BIIF02ACN2) sebesar Rp71,60 miliar dari 10 kali transaksi di harga 100,75%.

Sementara itu, nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika pada perdagangan kemarin ditutup melemah sebesar 14,00 pts (0,10%) pada level 14266,00 per dollar Amerika.

Bergerak pada kisaran 14258,00 hingga 14286,00 per dollar Amerika dengan kecenderungan mengalami pelemahan selama sesi perdagangan.

Pelemahan mata uang Rupiah tersebut terjadi di tengah beragamnya arah pergerakan mata uang regional.

Adapun yang memimpin penguatan mata uang regional yaitu mata uang Rupee India (INR) sebesar 0,16% dan diikuti oleh mata uang Peso Filipina (PHP) sebesar 0,02% dan mata uang Yen Jepang (JPY) sebesar 0,02%.

Sedangkan untuk mata uang yang mengalami pelemahan tertinggi didapati pada mata uang Won Korea Selatan (KRW) sebesar 0,35% yang diiringi dengan mata uang Ringgit Malaysia (MYR) sebesar 0,13% dan mata uang Dollar Singapura (SGD) sebesar 0,10% terhadap mata uang Dollar Amerika.

Sementara itu, perubahan harga surat utang global pada perdagangan akhir pekan kemarin, mendorong terjadinya penurunan imbal hasil US Treasury dengan tenor 10 tahun di level 2,53% dan untuk tenor 30 tahun di level 2,92%.

Sementara itu, imbal hasil dari surat utang Jerman (Bund) dengan tenor 10 tahun juga ikut mengalami penurunan di level 0,018% sedangkan, untuk tenor 30 tahunnya mengalami kenaikan di level 0,671%.

Adapun untuk imbal hasil surat utang Inggris (Gilt) bertenor 10 tahun dan 30 tahun, keduanya mengalami kenaikan imbal hasil yang masing—masing berada di level 1,222% dan 1,735%.