Volume SUN Diperdagangan Rabu Kemarin Senilai Rp16,58 Triliun dari 40 Seri
Pasardana.id – Riset harian fixed income MNC Securities yang dirilis Kamis (25/4/2019) menyebutkan, volume perdagangan Surat Utang Negara (SUN) yang dilaporkan pada perdagangan kemarin (24/4) mengalami penurunan dibandingkan dengan volume perdagangan sebelumnya, yaitu tercatat senilai Rp16,58 triliun dari 40 seri Surat Utang Negara yang diperdagangkan.
Obligasi Negara Ritel Indonesia dengan seri ORI013 menjadi Surat Utang Negara dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp1,83 triliun dari 18 kali transaksi yang diikuti oleh perdagangan Obligasi Negara seri FR0077 senilai Rp1,70 triliun dari 26 kali transaksi kemudian diikuti dengan perdagangan Obligasi Negara FR0079 sebesar Rp1,53 triliun dari 122 kali transaksi.
Adapun dari perdagangan Sukuk Negara, Project Based Sukuk dengan seri PBS013 mengalami volume terbesar senilai Rp774,50 miliar dari 10 kali transaksi.
Sementara itu, dari perdagangan obligasi korporasi, volume perdagangan yang dilaporkan lebih kecil daripada volume perdagangan sebelumnya, yaitu senilai Rp781,14 miliar dari 74 seri obligasi korporasi yang ditransaksikan.
Obligasi Berkelanjutan II Bank BRI Tahap IV Tahun 2018 Seri A (BBRI02ACN4) menjadi obligasi korporasi dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp74,00 miliar dari 2 kali transaksi dan diikuti oleh Obligasi Berkelanjutan IV Mandiri Tunas Finance Tahap I Tahun 2019 Seri A (TUFI04ACN1) senilai Rp72,80 miliar dari 4 kali transaksi.
Sedangkan, volume untuk Obligasi Berkelanjutan III Waskita Karya Tahap II Tahun 2018 Seri B (WSKT03BCN2) sebesar Rp66,00 miliar dari 2 kali perdagangan dan Obligasi Berkelanjutan Indonesia Eximbank IV Tahap III Tahun 2018 Seri D (BEXI04DCN3) sebesar Rp50,00 miliar dari 5 kali transaksi.
Sementara itu, nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika pada perdagangan kemarin melemah sebesar 25 pts (0,17%) di level 14104,00 per Dollar Amerika dimana pelemahan nilai tukar Rupiah terjadi sepanjang sesi perdagangan pada kisaran 14088,00 hingga 14126,00 per Dollar Amerika.
Nilai tukar mata uang Rupiah tersebut mengalami pelemahan ditengah pelemahan sebagian besar mata uang regional.
Adapun yang memimpin penguatan pada mata uang regional pada perdagangan kemarin yaitu mata uang Renminbi China (CNY) sebesar 0,12%.
Sedangkan untuk mata uang regional yang mengalami pelemahan mata uang tertinggi didapati pada mata uang Won Korea Selatan (KRW) sebesar 0,77% yang diikuti pelemahan mata uang Peso Filipina (PHP) sebesar 0,36% dan Rupee India sebesar 0,26%.
Sementara itu, mata uang Dollar Singapura (SGD), Baht Thailand (THB), dan Rupiah Indonesia (IDR) masing-masing mengalami pelemahan sebesar 0,18%; 0,17%; dan 0,17% terhadap Dollar Amerika.
Disisi lain, tingkat imbal hasil US Treasury dengan tenor 10 tahun dan 30 tahun mengalami penurunan sehingga masing—masing berada pada level 2,522% dan 2,937%.
Hal ini seiring dengan kondisi pasar saham utama Amerika dimana pada indeks DJIA ditutup melemah sebesar 22 bps di level 26597,05 dan untuk indeks NASDAQ melemah sebesar 23 bps di level 8102,02.
Adapun untuk pasar obligasi Inggris (Gilt) bertenor 30 tahun mengalami penurunan imbal hasil sehingga berada pada level 1,707% dan surat utang Jerman (Bund) dengan tenor yang sama didapati penurunan imbal hasil di level 0,628%.

