Volume SUN Diperdagangan Senin Kemarin Senilai Rp5,27 Triliun dari 40 Seri
Pasardana.id – Riset harian MNC Securities yang dirilis Selasa (19/2/2019) menyebutkan, volume perdagangan Obligasi Negara yang dilaporkan pada perdagangan di awal pekan, hari Senin, tanggal 18 Februari 2019 kemarin, mengalami penurunan dibandingkan dengan volume perdagangan sebelumnya, yaitu senilai Rp5,27 triliun dari 40 seri Obligasi Negara yang diperdagangkan.
Adapun Obligasi Negara seri FR0077 menjadi Obligasi Negara dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp1,55 triliun dari 29 kali transaksi yang diikuti oleh perdagangan Obligasi Negara seri FR0078 senilai Rp876,79 dari 46 kali perdagangan.
Sementara itu, untuk perdagangan Sukuk Negara, Project Based Sukuk seri PBS014 menjadi Sukuk Negara dengan volume terbesar, yaitu sebesar Rp250 miliar dari 3 kali transaksi dan diiringi dengan volume Project Based Sukuk seri PBS016 sebesar Rp182,00 miliar untuk 5 kali transaksi.
Disisi lain, Volume perdagangan obligasi korporasi yang dilaporkan meningkat daripada volume perdagangan sebelumnya, yaitu senilai Rp1,09 triliun dari 39 seri obligasi korporasi yang diperdagangkan.
Adapun untuk Sukuk Ijarah Berkelanjutan II XL Axiata Tahap II Tahun 2019 Seri A (SIEXCL02ACN2) menjadi obligasi koporasi dengan volume perdagangan terbesar senilai Rp216,00 miliar dari 12 kali transaksi dan diikuti oleh Obligasi Berkelanjutan IV Adira Finance Tahap III Tahun 2018 Seri A (ADMF04ACN3) senilai Rp214,00 miliar dari 2 kali perdagangan.
Selanjutnya, untuk obligasi korporasi dengan volume Rp200,00 miliar dari 7 kali transaksi didapati pada perdagangan Sukuk Mudharabah Lontar Papyrus Pulp & Paper Industry I Tahun 2018 Seri B (SMLPPI01B).
Sementara itu, nilai tukar Rupiah pada perdagangan awal pekan ini, hari Senin, pada tanggal 18 Februari 2019 mengalami penguatan sebesar 42 pts (0,30%) sehingga berada pada level 14107 per Dollar Amerika.
Penguatan nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika ini terjadi sepanjang sesi perdagangan pada kisaran 14087 hingga 14117 per Dollar Amerika, dimana penguatan nilai tukar Rupiah tersebut seiring dengan penguatan nilai tukar mata uang regional terhadap mata uang Dollar Amerika.
Adapun penguatan nilai tukar mata uang regional tertinggi didapati pada mata uang Rupiah Indonesia sebesar 0,30% yang diikuti oleh mata uang Won Korea Selatan dan mata uang Peso Filipina masing-masing sebesar 0,28% dan 0,18%. Sedangkan mata uang regional yang mengalami pelemahan terbesar didapati pada nilai tukar mata uang Rupee India sebesar 0,18% dan selanjutnya juga dialami oleh mata uang Yen Jepang sebesar 0,07%.
Sementara itu, Imbal hasil surat utang global pada perdagangan kemarin ditutup dengan arah perubahan yang bervariasi di tengah liburnya pasar keuangan Amerika Serikat.
Imbal hasil dari surat utang Inggris dan Jerman untuk tenor 10 tahun ditutup dengan mengalami penurunan, masing - masing di level 1,165% dan 0,109% meskipun pasar saham di kedua negara tersebut mengalami penurunan yang cukup besar di tengah kekhawatiran pelaku pasar terhadap perkembangan perang dagang antara China dan Amerika Serikat.

