Marjin Laba PT PP Presisi Capai 10% Tahun 2017, Pemuncak Kelompok Perusahaan Konstruksi

foto : ilustrasi (ist)

Pasardana.id - PT PP Presisi Tbk diperkirakan akan meraih laba bersih sebesar Rp132 miliar hingga Rp182 miliar pada akhir tahun 2017 atau meningkat 220% dibandingkan periode yang sama pada 2016. Sehingga margin laba bersih anak usaha PT PP Tbk (PTPP) itu, tercatat sebesar 8% - 10%  dan menjadi tertinggi jika dibandingkan dengan rata-rata perusahaan konstruksi lainnya yang tercatat sekitar 4% - 7%.

Kinerja laba bersih Perseroan yang cemerlang ini didukung oleh pendapatan yang diprediksi mencapai Rp1,6 triliun pada 2017, tumbuh 340% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Perkiraaan itu berdasarkan hasil riset PT Bahana Sekuritas, PT Danareksa Sekuritas dan PT Mandiri Sekuritas sebagai penjamin pelaksana emisi efek Penawaran Umum Perdana (Initial Public Offering/IPO).  

Direktur Keuangan PP Presisi, Benny Pidakso mengatakan, pencapaian itu tak lepas dari portofolio proyek perseroan yang tersebar di seluruh Indonesia dan mempunyai kompetensi pekerjaan konstruksi sipil maupun struktur bangunan dengan standar internasional.

"PT PP (Persero) Tbk (PTPP), PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA), dan PT Adhi Karya (Persero) Tbk (ADHI) adalah perusahaan konstruksi skala besar yang melakukan project management. Pekerjaan dirty works di lapangan seperti cut and fill, pematangan lahan, pemasangan pondasi, dan pembetonan dilakukan PP Presisi," katanya dalam siaran pers, Kamis (23/11).

Menurut Benny, pekerjaan konstruksi sipil dan struktur bangunan berkontribusi sekitar 80% terhadap pendapatan perseroan.

"Sebagai perusahaan kontraktor sipil yang memiliki alat berat terbanyak di Indonesia, efek positifnya margin laba PP Presisi jauh lebih baik. Kalau rata-rata kontraktor itu net profit margin sekitar 4%, margin PP Presisi 10%," kata Benny.

Bahkan, lanjut dia, Bahana Sekuritas, Danareksa Sekuritas, dan Mandiri Sekuritas memperkirakan margin laba bersih PP Presisi akan tetap berada di atas 10% pada 2018.

Tahun ini, Perseroan menargetkan kontrak baru sekitar Rp5 triliun yang berasal dari berbagai proyek, seperti jalan tol, jembatan, dermaga, bandara, bangunan, pekerjaan sipil dan struktur bangunan. Per tanggal 31 Juli 2017, PP Presisi telah memperoleh kontrak baru sebesar Rp2,5 triliun. Ditambah dengan carryover tahun lalu sebesar Rp4,9 triliun, berarti Perseroan sedang mengerjakan proyek senilai total Rp10 triliun.

Untuk diketahui, PP Presisi telah memperoleh pernyataan efektif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk melakukan Penawaran Umum Perdana (PUP) pada 16 November 2017. Saham Perseroan yang bernominal Rp100 per unit itu akan dicatatkan dan mulai diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 24 November 2017.

Â