Volume SBN Diperdagangan Senin Kemarin Senilai Rp9,20 Triliun dari 41 Seri

foto : ilustrasi (ist)

Pasardana.id - Volume perdagangan Surat Berharga Negara (SBN) yang dilaporkan pada perdagangan kemarin (10/12), tercatat senilai Rp9,20 triliun dari 41 seri Surat Berharga Negara yang diperdagangkan dengan volume perdagangan seri acuan yang dilaporkan senilai Rp2,96 triliun.

Dalam riset yang dirilis Selasa (11/12/2018), analis fixed income MNC Securities, I Made Adi Saputra mengungkapkan, Obligasi Negara seri FR0077 menjadi Surat Utang Negara dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp1,409 triliun dari 63 kali transaksi yang diikuti oleh perdagangan Obligasi Negara seri FR0063 senilai Rp1,380 triliun dari 13 kali transaksi.

Sementara itu, Surat Perbendaharaan Negara Syariah seri SPNS11012019 menjadi Sukuk Negara dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp125,00 miliar dari 1 kali transaksi di harga 99,54% yang diikuti oleh perdagangan Project Based Sukuk seri PBS006 senilai Rp50,00 miliar dari 3 kali transaksi di harga rata - rata 101,37%.

Dari perdagangan surat utang korporasi, volume perdagangan yang dilaporkan senilai Rp400,45 miliar dari 33 seri surat utang korporasi yang diperdagangkan.

Obligasi Berkelanjutan II FIF Tahap III Tahun 2016 Seri B (FIFA02BCN3) menjadi surat utang korporasi dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp56,00 miliar dari 2 kali transaksi di harga rata - rata 100,34% dan diikuti oleh perdagangan Obligasi Berkelanjutan Indonesia Eximbank IV Tahap I Tahun 2018 Seri A (BEXI04ACN1) senilai Rp50,00 miliar dari 1 kali transaksi di harga 97,75%.

Sementara itu, Sukuk Ijarah Berkelanjutan II XL Axiata Tahap I Tahun 2018 Seri A (SIEXCL02ACN1) menjadi sukuk korporasi dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp9,00 miliar dari 2 kali transaksi di harga rata - rata 100,29% yang diikuti oleh perdagangan  Sukuk Ijarah Indosat V Tahun 2012 (SIISAT05) senilai Rp4,00 miliar dari 2 kali transaksi di harga rata - rata 100,42%.

Adapun nilai tukar Rupiah pada perdagangan kemarin (10/12) ditutup dengan mengalami pelemahan sebesar 73,0 pts (0,50%) pada level 14553,00 per Dollar Amerika setelah bergerak dengan mengalami pelemahan sepanjang sesi perdagangan pada kisaran 14497,50 hingga 14553,00 per Dollar Amerika.

Pelemahan nilai tukar Rupiah terjadi di tengah mata uang regional yang mengalami pelemahan terhadap Dollar Amerika dimana mata uang Rupee India (INR) memimpin pelemahan mata uang regional sebesar 0,82% yang diikuti oleh Won Korea Selatan (KRW) sebesar 0,63% dan Yuan China (CNY) sebesar 0,57%.

Sementara itu, imbal hasil surat utang global pada perdagangan kemarin ditutup dengan arah perubahan yang cukup bervariasi seiring dengan beragamnya katalis yaang ada di pasar surat utang global.

Imbal hasil US Treasury dengan tenor 10 tahun dan 30 tahun ditutup dengan kenaikan terbatas, masing - masing di level 2,863% dan 3,132% di tengah kekhawatiran investor terhadap perlambatan ekonomi global setelah data ekonomi dari beberapa negara yang tumbuh dibawah estimasi pelaku pasar.

Sementara itu, imbal hasil dari Surat Utang Inggris ditutup dengan penurunan di level 1,214% adapun surat utang Jerman ditutup dengan kenaikan di level 0,252%. Adapun imbal hasil surat utang Jepang kembali ditutup dengan penurunan di level 0,037%.