ANALIS MARKET (15/8/2025): Demand terhadap SBN Berdenominasi Rupiah Diproyeksi Stabil

foto : ilustrasi (ist)

Pasardana.id – Riset harian fixed income BNI Sekuritas menyebutkan, harga Surat Utang Negara (SUN) menguat pada sesi perdagangan kemarin.

Berdasarkan data dari PHEI, yield SUN Benchmark 5-tahun (FR0104) turun sebesar 4 bp menjadi 5,82%, dan yield SUN Benchmark 10-tahun (FR0103) turun sebesar 7 bp menjadi 6,32%.

Data Bloomberg menunjukkan yield curve SUN 10-tahun (GIDN10YR) turun sebesar 3 bp menjadi 6,37%.

Level yield curve SUN 10-tahun saat ini berada di batas bawah dari estimated range untuk minggu ini, yaitu di kisaran 6,37-6,56%.

Volume transaksi SBN secara outright tercatat sebesar Rp28,9 triliun kemarin, lebih rendah dari volume transaksi di hari sebelumnya yang tercatat sebesar Rp38,4 triliun.

FR0103 dan PBS003 menjadi dua seri teraktif di pasar sekunder, dengan volume transaksi masing - masing sebesar Rp3,2 triliun dan Rp2,4 triliun.

Sementara itu, volume transaksi obligasi korporasi secara outright tercatat sebesar Rp1,6 triliun.

Data Bloomberg menunjukkan nilai tukar Rupiah terhadap Dolar AS menguat sebesar 0,54%, bergerak dari level Rp16.202/US$ di hari Rabu menjadi Rp16.115/US$ kemarin.

Dari eksternal, US Labor Department melaporkan bahwa producer price index pada bulan Juli meningkat 0,9%, laju tertinggi dalam tiga tahun terakhir, melampaui estimasi 0,2% dari para ekonom yang disurvei Reuters.

Secara year-on-year, PPI bulan Juli tercatat sebesar 3,3%, lebih tinggi dibandingkan 2,4% pada bulan Juni.

Sebelum rilis data ini, CME FedWatch Tool mencatat ekspektasi pasar sebesar 100% bahwa FOMC akan memangkas suku bunga pada September.

Namun, setelah rilis data PPI, probabilitas penurunan suku bunga berkurang, dengan 7.4% peluang bahwa suku bunga akan tetap bertahan (per penulisan report ini).

Indikator global menunjukkan sentimen yang cenderung negatif, terlihat dari peningkatan yield US Treasury (UST).

Yield curve UST 5-tahun dan 10-tahun masing-masing meningkat sebesar 5bp menjadi 3,82% dan 4,29%.

Di sisi lain, Credit Default Swap (CDS) 5-tahun Indonesia turun sebesar 1bp menjadi 69bp, mengindikasikan confidence investor terhadap creditworthiness Indonesia masih terjangkar dengan baik.

“Dengan mempertimbangkan kondisi pasar di atas, BNI Sekuritas melihat demand terhadap instrumen SBN berdenominasi Rupiah akan stabil. Berdasarkan valuasi yield curve, BNI Sekuritas memperkirakan bahwa obligasi berikut akan menarik bagi para investor: FR0074, FR0065, FR0100, FR0045,” sebut Head of Fixed Income Research BNI Sekuritas, Amir Dalimunthe dalam riset Jumat (15/8).