ANALIS MARKET (14/7/2025): Ada Potensi Demand yang Stabil terhadap SBN Berdenominasi Rupiah

foto: ilustrasi (ist)

Pasardana.id - Riset harian fixed income BNI Sekuritas menyebutkan, harga Surat Utang Negara (SUN) bergerak mixed pada sesi perdagangan di hari Jumat.  

Berdasarkan data dari PHEI, yield SUN Benchmark 5-tahun (FR0104) tidak bergerak di level 6,16%, dan yield SUN Benchmark 10-tahun (FR0103) naik sebesar 1 bps ke level 6,57%.  

Data Bloomberg menunjukkan yield curve SUN 10-tahun (GIDN10YR) tidak mengalami perubahan di level 6,58%.  

Volume transaksi SBN secara outright tercatat sebesar Rp15,4 triliun di hari Jumat, lebih rendah dari volume transaksi di hari sebelumnya yang tercatat sebesar Rp24,4 triliun.  

PBS003 dan FR0103 menjadi dua seri teraktif di pasar sekunder, dengan volume transaksi masing - masing sebesar Rp2,5 triliun dan Rp2,3 triliun.  

Sementara itu, volume transaksi obligasi korporasi secara outright tercatat sebesar Rp3,8 triliun. 

Laporan Perkembangan Indikator Stabilitas Nilai Rupiah oleh Bank Indonesia (BI) menunjukkan jual neto oleh investor asing sebesar Rp7,90 triliun berdasarkan data transaksi untuk periode 7-10 Juli 2025.  

Flow tersebut berasal dari jual neto sebesar Rp5,41 triliun di pasar SRBI, Rp2,34 triliun di pasar saham, dan Rp0,16 triliun di pasar SBN.

Berdasarkan data setelmen per 10 Juli 2025, selama tahun 2025 nonresiden tercatat jual neto sebesar Rp56,24 triliun di pasar saham dan Rp35,08 triliun di SRBI, serta beli neto sebesar Rp59,27 triliun di pasar SBN. 

Data Bloomberg menunjukkan nilai tukar Rupiah terhadap Dolar AS menguat tipis 0,04%, bergerak dari level Rp16.224/US$ di hari Kamis menjadi Rp16.218/US$ di hari Jumat.  

Sementara itu, indikator global mengarah ke sentimen negatif, tercermin dari peningkatan yield US Treasury (UST).  

Yield curve UST 5-tahun meningkat sebesar 6bp dari levelnya di hari sebelumnya menjadi 3,99%, dan yield curve UST 10-tahun meningkat sebesar 8bp menjadi 4,43%.  

Sementara itu, Credit Default Swap (CDS) 5-tahun Indonesia meningkat tipis sebesar 1bp menjadi 75bp.  

Dalam tujuh hari terakhir, CDS 5-tahun Indonesia bergerak di rentang 74bp hingga 76bp. 

Dari eksternal, secara week-over-week, yield curve UST 10-tahun meningkat sebesar 8bp dan Rupiah melemah terhadap US$ sebesar 0,20%.  

Sedangkan CDS 5-tahun Indonesia kembali berada di level penutupan minggu sebelumnya.  

Walau sentimen cenderung mixed, yield curve SUN 10-tahun bertahan di level 6,58%, tidak berubah dibandingkan minggu sebelumnya.  

Para market participant menanti hasil Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (RDG BI) yang akan dilaksanakan 15-16 Juli ini.  

Pada RDG BI sebelumnya di bulan Juni, BI memutuskan untuk menahan BI Rate di tengah meningkatnya tensi geopolitik di Timur Tengah, namun masih mengindikasikan ruang pemangkasan suku bunga lebih lanjut.  

Perkembangan global terkait kebijakan tarif AS diperkirakan juga masih akan menjadi salah satu sumber volatilitas.  

Dengan mempertimbangkan kondisi pasar di atas, BNI Sekuritas melihat adanya potensi demand yang stabil terhadap instrumen SBN berdenominasi Rupiah. BNI Sekuritas memperkirakan weekly range untuk yield SUN 10-tahun pada periode 14 - 18 Juli di kisaran 6,54-6,67%. Berdasarkan valuasi yield curve, BNI Sekuritas memperkirakan bahwa obligasi berikut akan menarik bagi para investor: FR0087, FR0085, FR0096, FR0098, FR0106,” sebut Head of Fixed Income Research BNI Sekuritas, Amir Dalimunthe dalam riset Senin (14/7).