ANALIS MARKET (30/6/2025): Ada Potensi Meningkatnya Demand SBN Berdenominasi Rupiah
Pasardana.id - Riset harian fixed income BNI Sekuritas menyebutkan, harga Surat Utang Negara (SUN) melanjutkan penguatan pada sesi perdagangan di hari Kamis, 26 Juni 2025.
Berdasarkan data dari PHEI, yield SUN Benchmark 5-tahun (FR0104) tidak bergerak di level 6,29%, dan yield SUN Benchmark 10-tahun (FR0103) turun sebesar 4 bp ke level 6,62%.
Data Bloomberg menunjukkan yield curve SUN 10-tahun (GIDN10YR) turun sebesar 2 bp ke level 6,66%.
Volume transaksi SBN secara outright tercatat sebesar Rp21,4 triliun di hari Kamis, 26 Juni 2025, lebih rendah dari volume transaksi di hari sebelumnya yang tercatat sebesar Rp26,8 triliun.
FR0103 dan FR0104 menjadi dua seri teraktif di pasar sekunder, dengan volume transaksi masing - masing sebesar Rp4,5 triliun dan Rp2,1 triliun.
Sementara itu, volume transaksi obligasi korporasi secara outright tercatat sebesar Rp6,0 triliun.
Laporan Perkembangan Indikator Stabilitas Nilai Rupiah oleh Bank Indonesia (BI) menunjukkan beli neto oleh investor asing sebesar Rp2,83 triliun berdasarkan data transaksi untuk periode 23 – 25 Juni 2025.
Flow tersebut terdiri dari beli neto sebesar Rp3,68 triliun di pasar SRBI dan Rp1,29 triliun di pasar SBN.
Sementara itu, pasar saham mencatatkan jual neto sebesar Rp2,14 triliun.
Berdasarkan data setelmen per 25 Juni 2025, selama tahun 2025 nonresiden tercatat jual neto sebesar Rp52,05 triliun di pasar saham dan Rp35,87 triliun di SRBI, serta beli neto sebesar Rp40,80 triliun di pasar SBN.
Data Bloomberg menunjukkan nilai tukar Rupiah terhadap Dolar AS menguat 0,56%, bergerak dari level Rp16.300/US$ di hari Rabu menjadi Rp16.209/US$ di hari Kamis.
Pada hari tersebut, indikator global menunjukkan sentimen yang cenderung lebih positif dibandingkan hari sebelumnya.
Yield curve US Treasury (UST) 5-tahun turun sebesar 4bp menjadi 3,79%, dan yield curve UST 10-tahun turun sebesar 3bp menjadi 4,26%.
Sementara Credit Default Swap (CDS) 5-tahun Indonesia bertahan di level 79bp.
Dari eksternal, per posisi Jumat, yield UST berbalik meningkat.
Yield curve UST 5-tahun meningkat sebesar 4bp menjadi 3,83% dan yield curve UST 10-tahun meningkat sebesar 3bp menjadi 4,29%.
Sedangkan CDS 5-tahun Indonesia masih bertahan di level 79bp.
Secara week-over-week, yield curve UST 10-tahun turun sebesar 9bp, CDS 5-tahun Indonesia turun sebesar 3bp, dan Rupiah menguat terhadap US$ sebesar 1,23%.
Sejalan dengan indikator-indikator tersebut, yield curve SUN 10-tahun (GIDN10YR) mencatatkan penurunan mingguan sebesar 10bp menjadi 6,66%.
“Dengan mempertimbangkan kondisi pasar di atas, BNI Sekuritas melihat adanya potensi meningkatnya demand terhadap instrumen SBN berdenominasi Rupiah. BNI Sekuritas memperkirakan weekly range untuk yield SUN 10-tahun pada periode 30 Juni – 4 Juli di kisaran 6,60-6,80%. Berdasarkan valuasi yield curve, BNI Sekuritas memperkirakan bahwa obligasi berikut akan menarik bagi para investor: FR0099, FR0087, FR0096,” sebut Head of Fixed Income Research BNI Sekuritas, Amir Dalimunthe dalam riset Senin (30/6).

