ANALIS MARKET (17/4/2025): Ada Potensi Sedikit Peningkatan Demand SBN Berdenominasi Rupiah

foto: ilustrasi (ist)
foto: ilustrasi (ist)

Pasardana.id – Riset harian fixed income BNI Sekuritas menyebutkan, harga Surat Utang Negara (SUN) mengalami penguatan pada sesi perdagangan kemarin.

Berdasarkan data dari PHEI, yield SUN Benchmark 5-tahun (FR0104) turun sebesar 3 basis poin (bp) menjadi 6,77%, dan yield SUN Benchmark 10-tahun (FR0103) turun sebesar 2bp menjadi 6,93%.

Data Bloomberg menunjukkan yield curve SUN 10-tahun (GIDN10YR) turun sebesar 2bp menjadi 6,95%.

Level yield curve SUN 10-tahun telah melewati batas bawah dari estimated weekly range di kisaran 7,00% - 7,28%.

Sedangkan volume transaksi SBN secara outright traded tercatat sebesar Rp21,6 triliun kemarin, lebih rendah dari volume transaksi di hari sebelumnya yang tercatat sebesar Rp26,6 triliun.

FR0103 dan PBS003 menjadi dua seri teraktif di pasar sekunder, dengan volume transaksi masing - masing sebesar Rp4,0 triliun dan Rp3,5 triliun.

Sementara itu, volume transaksi obligasi korporasi secara outright tercatat sebesar Rp5,0 triliun.

Pada lelang SRBI tanggal 16 April 2025, BI menetapkan rata-rata tertimbang untuk tenor 12-bulan sebesar 6,64%, sekitar 10bp lebih rendah dibandingkan lelang sebelumnya tanggal 11 April sebesar 6,74%.

Data Bloomberg menunjukkan nilai tukar Rupiah terhadap Dolar AS melemah 0,06%, bergerak dari level Rp16.827/US$ pada hari Selasa menjadi Rp16.837/US$ kemarin.

Dari eksternal, pada acara the Economic Club of Chicago, US Federal Reserve Chairman, Jerome Powell menyatakan bahwa the Fed masih dalam mode wait-and-see.

Powell menilai the Fed perlu menunggu lebih banyak data terkait arah perkembangan ekonomi sebelum mengubah tingkat suku bunga, namun tetap waspada terhadap dampak dari kebijakan tarif Presiden AS Donald Trump terhadap risiko tidak tercapainya target inflasi dan employment bank sentral.

Data CME FedWatch Tools per pagi ini menunjukkan para market participant masih mengantisipasi the Fed akan kembali memangkas suku bunga di Juni mendatang dan melanjutkan pemangkasan suku bunga hingga akhir tahun.

Adapun Indikator global menunjukkan sentimen yang cenderung positif, tercermin dari penurunan yield US Treasury (UST).

Yield curve UST 5-tahun turun sebesar 7bp menjadi 3,91%, dan yield curve UST 10-tahun turun sebesar 6bp menjadi 4,29%.

Sementara itu, Credit Default Swap (CDS) 5-tahun Indonesia meningkat tipis sebesar 1bp menjadi 108bp.

“Dengan mempertimbangkan kondisi pasar yang didiskusikan di atas, kami melihat adanya potensi sedikit peningkatan demand terhadap instrumen SBN berdenominasi Rupiah. Berdasarkan valuasi yield curve, BNI Sekuritas memperkirakan bahwa obligasi berikut akan menarik bagi para investor: FR0094, FR0088, FR0098,” sebut Head of Fixed Income Research BNI Sekuritas, Amir Dalimunthe dalam riset Kamis (17/4).