ANALIS MARKET (17/3/2025): Ada Potensi Peningkatan Volatilitas Harga dan Yield SBN Berdenominasi Rupiah

foto: ilustrasi (ist)

Pasardana.id – Riset harian fixed income BNI Sekuritas menyebutkan, harga Surat Utang Negara (SUN) bergerak variatif dalam rentang yang terbatas pada sesi perdagangan di hri Jumat lalu.

Berdasarkan data dari PHEI, yield SUN Benchmark 5-tahun (FR0104) turun sebesar 3 basis poin menjadi 6,69%, dan yield SUN Benchmark 10-tahun (FR0103) naik sebesar 1 basis poin menjadi 6,95%.

Data Bloomberg menunjukkan yield curve SUN 10-tahun (GIDN10YR) naik sebesar 3 basis poin menjadi 6,97%.

Sedangkan volume transaksi SBN secara outright tercatat sebesar Rp20,4 triliun kemarin, tidak banyak berubah dibandingkan dengan volume transaksi di hari sebelumnya yang tercatat sebesar Rp19,5 triliun.

FR0104 dan FR0101 menjadi dua seri teraktif di pasar sekunder, dengan volume transaksi masing - masing sebesar Rp2,4 triliun dan Rp2,2 triliun.

Sementara itu, volume transaksi obligasi korporasi secara outright tercatat sebesar Rp2,7 triliun.

Di sisi lain, Laporan Perkembangan Indikator Stabilitas Nilai Rupiah oleh Bank Indonesia (BI) menunjukkan jual neto oleh investor asing sebesar Rp10,15 triliun berdasarkan data transaksi untuk periode 10-13 Maret.

Flow tersebut terdiri dari jual neto sebesar Rp5,25 triliun di pasar SBN, Rp1,92 triliun di pasar saham, dan Rp2,97 triliun di pasar Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI).

Berdasarkan data setelmen per 13 Maret 2025, selama tahun 2025 nonresiden tercatat jual neto sebesar Rp22,21 triliun di pasar saham, beli neto Rp18,35 triliun di pasar SBN dan beli neto Rp6,55 triliun di SRBI.

Adapun data Bloomberg menunjukkan nilai tukar Rupiah terhadap Dolar AS menguat 0,47%, bergerak dari level Rp16.428/US$ di hari Kamis menjadi Rp16.350/US$ di hari Jumat.

Dari eksternal, Indikator global per posisi Jumat menunjukkan sentimen yang cenderung negatif, tercemin dari peningkatan yield US Treasury (UST) dan level Credit Default Swap (CDS) 5-tahun Indonesia.

Yield curve UST 5-tahun meningkat sebesar 7bp menjadi 4,09%, dan yield curve UST 10-tahun meningkat sebesar 4bp menjadi 4,31%.

Sementara itu, CDS 5-tahun Indonesia meningkat sebesar 2bp menjadi 83bp.

Secara week-over-week, yield curve UST 10-tahun meningkat sebesar 7bp, CDS 5-tahun Indonesia meningkat 4bp, dan nilai tukar Rupiah terhadap US$ melemah sebesar 0,34%.

Sejalan dengan indikator-indikator di atas, yield curve SUN 10-tahun (GIDN10YR) mencatatkan peningkatan mingguan sebesar 10bp.

“Dengan mempertimbangkan kondisi pasar yang didiskusikan di atas, BNI Sekuritas melihat adanya potensi peningkatan volatilitas harga dan yield dari instrumen SBN berdenominasi Rupiah. Untuk periode 17-21 Maret, BNI Sekuritas memperkirakan yield SUN 10-tahun akan bergerak di kisaran 6,71-6,99%. Berdasarkan valuasi yield curve, BNI Sekuritas memperkirakan bahwa obligasi berikut akan menarik bagi para investor: FR0094, FR0087, FR0091. BNI Sekuritas memperkirakan bahwa obligasi berikut akan menarik bagi para investor: FR0074, FR0096, FR0100, FR0103,” sebut Head of Fixed Income Research BNI Sekuritas, Amir Dalimunthe dalam riset Senin (17/3).