Raih Skor Risk Maturity Index 3,7, PGE Tingkatkan Standar Pengelolaan Risiko di Industri Panas Bumi

foto: PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGE)

Pasardana.idPT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGE) (IDX: PGEO) kembali menegaskan komitmennya dalam memperkuat tata kelola perusahaan dan pengelolaan risiko di seluruh lini bisnis.

PGE berhasil meraih hasil membanggakan dalam Risk Maturity Assessment (RMA) 2025 yang dilakukan oleh lembaga independen Indonesia Risk & Business Advisory (IRBA).

Dalam penilaian tersebut, PGE ditempatkan pada Fase ‘Praktik yang Baik (+)’ dengan skor Risk Maturity Index (RMI) 3,7 dari 5,0, sebuah capaian yang mencerminkan kematangan manajemen risiko yang terus berkembang dari tahun ke tahun.

Hasil ini menunjukkan bahwa PGE mampu mengelola risiko dengan baik untuk melindungi dan menciptakan nilai Perusahaan dan semakin adaptif dalam menghadapi dinamika sektor energi yang kian kompleks, khususnya dalam industri panas bumi yang penuh tantangan teknis dan operasional.

Penguatan budaya risiko, peningkatan tata kelola, serta pengembangan proses manajemen risiko menjadi bagian integral dari transformasi perusahaan menuju standar global.

Direktur Operasi PT Pertamina Geothermal Energy Tbk, Ahmad Yani menyampaikan, bahwa capaian tersebut merupakan buah dari upaya sistematis perusahaan dalam mengintegrasikan prinsip manajemen risiko ke dalam setiap proses bisnis.

“Hasil Risk Maturity Assessment 2025 membuktikan komitmen PGE untuk memastikan bahwa setiap keputusan operasional didasarkan pada tata kelola risiko yang kuat, terukur, dan akuntabel. Peringkat ‘Praktik yang Baik (+)’ semakin mengukuhkan langkah PGE menuju visi untuk menjadi world class green energy company,” ujar Ahmad Yani, dalam keterangan tertulis, Kamis (18/12).

Dalam penilaian RMA 2025, PGE menunjukkan performa solid pada sejumlah dimensi utama, antara lain Organisasi & Tata Kelola Risiko, Proses & Kontrol Risiko, serta Kerangka Risiko & Kepatuhan.

Selain itu, PGE juga berhasil meraih Indikator Kualitas Penerapan Manajemen Risiko ‘satisfactory’ dan Indikator Pencapaian Kinerja Sangat Baik, sehingga peringkat komposit risiko berada di peringkat 1 yang artinya risiko terkendali sangat baik dan kemungkinan tidak tercapainya target kinerja tergolong sangat rendah.

Keseluruhan capaian ini menggambarkan konsistensi perusahaan dalam memastikan kinerja yang sehat sekaligus berkelanjutan.

“Ke depan, PGE akan terus memperkuat tata kelola bisnis dengan membangun budaya risiko yang mengedepankan transparansi, memperluas pemetaan risiko secara menyeluruh, memanfaatkan teknologi untuk meningkatkan efektivitas monitoring, serta mengembangkan kompetensi tim melalui pelatihan dan sertifikasi berkelanjutan. Di tengah industri panas bumi yang sarat tantangan, kesiapan menghadapi risiko menjadi fondasi utama keberhasilan operasi. Karena itu, penguatan budaya pengelolaan risiko yang terintegrasi akan menjadi prioritas kami untuk memastikan seluruh proyek dan operasi berjalan aman, andal, dan sesuai praktik terbaik global,” tegas Ahmad Yani.

Melalui capaian ini, PGE siap mendukung pemerintah dalam percepatan transisi energi, peningkatan pemanfaatan energi bersih, serta pencapaian target dekarbonisasi nasional.

Sebagai pionir pengembangan energi panas bumi di Indonesia dengan pengalaman lebih dari 40 tahun, PGE saat ini mengelola kapasitas terpasang sebesar 727 MW dari enam wilayah operasi (own operation).

PGE juga tengah mengembangkan sejumlah proyek strategis seperti PLTP Hululais Unit 1 & 2 (110 MW), serta beberapa proyek co-generation dengan total kapasitas 230 MW.