ANALIS MARKET (25/11/2025): Antisipasi Peningkatan Demand untuk SBN Berdenominasi Rupiah
Pasardana.id – Riset harian fixed income BNI Sekuritas menyebutkan, harga Surat Utang Negara (SUN) mengalami pelemahan pada sesi perdagangan kemarin.
Berdasarkan data dari PHEI, yield SUN Benchmark 5-tahun (FR0104) naik sebesar 11 basis poin (bp) ke level 5,59%, sementara yield SUN Benchmark 10-tahun (FR0103) naik sebesar 5 bp ke level 6,21%.
Data Bloomberg menunjukkan yield curve SUN 10-tahun (GIDN10YR) naik sebesar 5 bp ke level 6,23%.
Level yield curve 10-tahun masih berada di dalam weekly estimated range di kisaran 6,02% - 6,26%.
Di sisi lain, volume transaksi SBN secara outright traded tercatat sebesar Rp26,2 triliun kemarin, tidak banyak berubah dibandingkan dengan volume transaksi di hari Jumat yang tercatat sebesar Rp25,8 triliun.
FR0103 dan FR0104 menjadi dua seri teraktif di pasar sekunder, dengan volume transaksi masing - masing sebesar Rp5,4 triliun dan Rp4,2 triliun.
Sementara itu, volume transaksi obligasi korporasi secara outright tercatat sebesar Rp5,1 triliun.
Data Bloomberg menunjukkan nilai tukar Rupiah terhadap Dolar AS menguat sebesar 0,1%, bergerak dari level Rp16.716/US$ di hari Jumat menjadi Rp16.699/US$ kemarin.
Sementara itu, per Selasa (25/11) pagi ini, indikator global menunjukkan sentimen yang cenderung positif bagi pasar obligasi, tercermin dari penurunan yield US Treasury (UST) dan level Credit Default Swap (CDS) Indonesia.
Yield curve UST 5-tahun dan 10-tahun masing-masing turun sebesar 1bp dan 2bp menjadi 3,61% dan 4,04%.
Sementara itu, CDS 5-tahun Indonesia turun sebesar 2bp menjadi 76bp.
“Dengan mempertimbangkan faktor-faktor di atas, kami mengantisipasi peningkatan demand untuk Surat Berharga Negara (SBN) berdenominasi Rupiah. Berdasarkan valuasi yield curve, kami memperkirakan bahwa obligasi berikut akan menarik bagi para investor: FR0096, FR0100, FR0068, FR0103, FR0098, FR0106,” sebut Head of Fixed Income Research BNI Sekuritas, Amir Dalimunthe dalam riset Selasa (25/11).

