ANALIS MARKET (30/9/2024) : Ada Potensi Peningkatan Volatilitas pada Harga dan Yield SBN Berdenominasi Rupiah
Pasardana.id - Riset harian fixed income BNI Sekuritas menyebutkan, harga Surat Utang Negara (SUN) ditutup menguat pada sesi perdagangan terakhir di pekan lalu.
Berdasarkan data dari PHEI, yield SUN Benchmark 5-tahun (FR0101) turun sebesar 5 basis poin menjadi 6,15%, dan yield SUN Benchmark 10-tahun (FR0100) turun sebesar 2 basis poin menjadi 6,44%.
Data Bloomberg menunjukkan yield curve SUN 10-tahun (GIDN10YR) meningkat sebesar 1bp menjadi 6,47%.
Sedangkan volume transaksi SBN secara outright tercatat sebesar Rp21,9 triliun di hari Jumat, lebih tinggi dari volume transaksi di hari sebelumnya yang tercatat sebesar Rp20,7 triliun.
FR0101 dan FR0080 menjadi dua seri teraktif di pasar sekunder, dengan volume transaksi masing - masing sebesar Rp2,5 triliun.
Sementara itu, volume transaksi obligasi korporasi secara outright tercatat sebesar Rp765,1 miliar.
Laporan Perkembangan Indikator Stabilitas Nilai Rupiah oleh Bank Indonesia (BI) menunjukkan jual neto oleh investor asing sebesar Rp9,73 triliun berdasarkan data transaksi tanggal 23-26 September 2024.
Jual neto tersebut terdiri dari jual neto sebesar Rp1,30 triliun di pasar SBN, Rp2,88 triliun di pasar saham, dan Rp5,55 triliun di pasar Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI).
Laporan tersebut juga menunjukkan berdasarkan data setelmen year-to-date per 26 September 2024, nonresiden telah mencatatkan beli neto Rp31,07 triliun di pasar SBN, beli neto Rp57,13 triliun di pasar saham, dan beli neto Rp193,60 triliun di SRBI.
Data Bloomberg menunjukkan nilai tukar Rupiah terhadap Dolar AS menguat 0,26%, bergerak dari level Rp15.165/US$ di hari Kamis menjadi Rp15.125/US$.
Dari eksternal, Indikator global per posisi Jumat menunjukkan sentimen yang cenderung positif, tergambar dari penurunan yield US Treasury (UST).
Yield curve UST 5-tahun turun sebesar 5bp menjadi 3,50%, dan yield curve UST 10-tahun turun sebesar 4bp menjadi 3,75%.
Sementara itu, Credit Default Swap (CDS) 5-tahun Indonesia bertahan di 69bp.
Secara week-over-week, yield curve UST 10-tahun mencatatkan peningkatan sebesar 2bp sementara CDS 5-tahun Indonesia masih bertahan di level yang sama dengan akhir minggu sebelumnya.
Sedangkan Rupiah mencatatkan apresiasi mingguan terhadap US$ sebesar 0,17%.
Di tengah sentimen yang cenderung mixed, yield curve SUN 10-tahun (GIDN10YR) mencatatkan peningkatan mingguan sebesar 3bp menjadi 6,47%.
“Dengan mempertimbangkan kondisi pasar yang didiskusikan di atas, BNI Sekuritas melihat adanya potensi peningkatan volatilitas pada harga dan yield instrumen SBN berdenominasi Rupiah. Untuk periode 30 September – 4 Oktober 2024, kami memperkirakan yield curve SUN 10-tahun akan berada di kisaran 6,38-6,58%. Berdasarkan valuasi yield curve, kami memperkirakan bahwa obligasi berikut akan menarik bagi para investor: FR0086, FR0090, FR0064, FR0085, FR0054, FR0091, FR0050, FR0079,” sebut Head Fixed Income Research BNI Sekuritas, Amir Dalimunthe dalam riset Senin (30/9).