Laba INTP Turun 35 Persen di Kuartal I/2024
Pasardana.id - PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (IDX: INTP) mencatatkan laba bersih sebesar Rp238,02 miliar sepanjang tiga bulan pertama tahun 2024, atau amblas 35,8 persen dibanding periode sama tahun 2023 yang mencapai Rp371,37 miliar.
Dampaknya, laba per saham dasar melorot ke level Rp69,37 per lembar pada akhir Maret 2024. Sedangkan di akhir Maret 2023 berada di level Rp108,24 per helai.
Direktur Utama INTP, Christian Kartawijaya melaporkan pendapatan sebesar Rp4,082 triliun pada kuartal I 2024.
Hasil itu menysusut 3,8 persen dibanding kuartal I 2023 yang mencapai Rp4,245 triliun.
Pemicunya, penjualan semen kepada pihak ketiga merosot 2,1 persen secara tahunan menjadi Rp3,713 triliun pada kuartal I 2024.
Senasib, penjualan beton siap pakai turun 8,01 persen secara tahunan menjadi Rp310,4 miliar.
Tapi penjualan semen kepada pihak berelasi anjlok 51,08 persen secara tahunan yang tersisa Rp45,956 miliar.
Walau beban pokok pendapatan dapat ditekan sedalam 2,2 persen secara tahunan menjadi Rp2,902 triliun pada kuartal I 2024.
Tapi laba kotor tetap tergerus 7,4 persen secara tahunan menjadi Rp1,18 triliun.
Sedangkan laba sebelum beban pajak penghasilan terpangkas 36,3 persen secara tahunan menjadi Rp298,01 miliar pada kuartal I 2024.
Beberapa pos penekannya, yaitu; beban usaha yang membengkak 6,5 persen secara tahunan menjadi Rp876,56 miliar pada akhir Maret 2024.
Selain itu, beban keuangan melonjak 269 persen secara tahunan menjadi Rp48,115 miliar.
Data tersebut tersaji dalam laporan keuangan kuartal I 2024 tanpa audit INTP yang diunggah pada laman Bursa Efek Indonesia (BEI) pada akhir pekan lalu.
Sementara itu, jumlah kewajiban berkurang 12,8 persen dibanding akhir tahun 2023 menjadi Rp7,566 triliun pada akhir Maret 2024.
Pada sisi lain, total ekuitas bertambah 1,1 persen dibanding akhir tahun 2023 menjadi Rp21,207 triliun pada akhir Maret 2024.
Patut dicermati, arus kas digunakan untuk aktivitas operasi menyentuh Rp526,48 miliar sepanjang kuartal I 2024.
Pasalnya, penerimaan dari pelanggan hanya Rp4,629 triliun pada kuartal I 2024.
Tapi, pada saat yang sama, pembayaran kepada pemasok, kontraktor, karyawan, dan lain-lain mencapai Rp5,168 triliun.