Laba DNET, Emiten Milik Anthoni Salim Turun 44 Persen di Tahun 2023

Pasardana.id - PT Indoritel Makmur Internasional Tbk (IDX: DNET) mencatatkan laba bersih sebesar Rp721,04 miliar pada tahun 2023, atau turun 44,06 persen dibanding tahun 2022 yang mencapai Rp1,289 triliun.
Dampaknya, laba per saham dasar melorot ke level Rp50,83 per lembar pada akhir tahun 2023. Sedangkan di akhir tahun 2022 berada di level Rp90,92 per helai.
Direktur Utama DNET, Haliman Kustedjo melaporkan, pendapatan dari kontrak dengan pelanggan mencapai Rp1,39 triliun.
Hasil itu tumbuh 23 persen dibanding tahun 2022 yang tercatat sebesar Rp1,138 triliun.
Rinciannya, pendapatan jasa dari korporasi pihak ketiga meningkat 20,7 persen secara tahunan menjadi Rp664,86 miliar pada tahun 2023.
Senada, pendapatan jasa ritel pihak ketiga naik 31,1 persen secara tahunan menjadi Rp627,26 miliar.
Namun, sumber pendapatan lainnya yakni dari bagian laba entitas asosiasi dan ventura bersama tercatat amblas 52,6 persen secara tahunan menjadi Rp479,47 miliar pada tahun 2023.
Jelasnya, setoran laba dari Indomarco Prismatama turun 41,6 persen secara tahunan menjadi Rp544 miliar pada tahun 2023.
Senada, setoran laba dari PT Nippon Indosari Corpindo Tbk (IDX: ROTI) menyusut 23,4 persen secara tahunan sisa Rp85,9 miliar.
Bahkan, dampak rugi dari PT Fast Food Indonesia Tbk (IDX: FAST) membengkak 448 persen secara tahunan menjadi Rp148,97 miliar.
Terlebih, beban penjualan naik 21,01 persen secara tahunan menjadi Rp789,52 miliar pada tahun 2023.
Ditambah, beban umum dan administrasi yang melambung 29,5 persen secara tahunan menjadi Rp149,4 miliar.
Akibatnya, laba usaha terpapas 32,5 persen secara tahunan menjadi Rp935,18 miliar pada tahun 2023.
Data tersebut tersaji dalam laporan keuangan tahun 2023 telah audit emiten investasi milik Anthoni Salim itu yang diunggah pada laman Bursa Efek Indonesia (BEI), Jumat (29/3/2024).
Sementara itu, jumlah kewajiban bertambah 15,7 persen secara tahunan menjadi Rp7,637 triliun pada tahun 2023.
Pada sisi lain, total ekuitas meningkat 5,6 persen secara tahunan menjadi Rp13,073 triliun pada akhir tahun 2023.