ANALIS MARKET (08/11/2024) : Ada Potensi Peningkatan Demand SBN Berdenominasi Rupiah

foto : ilustrasi (ist)

Pasardana.id - Riset harian fixed income BNI Sekuritas menyebutkan, Harga Surat Utang Negara (SUN) mengalami penguatan pada sesi perdagangan kemarin (07/11). 

Berdasarkan data dari PHEI, yield SUN Benchmark 5-tahun (FR0101) turun sebesar 5 basis poin menjadi 6,71%, dan yield SUN Benchmark 10-tahun (FR0100) turun sebesar 4 basis poin ke level 6,73%. 

Data Bloomberg menunjukkan yield curve SUN 10-tahun (GIDN10YR) naik sebesar 1 bp menjadi 6,78%. 

Level yield curve SUN 10-tahun saat ini masih in line dengan estimated range di minggu ini, yaitu di kisaran 6,68%-6,96%.

Sedangkan volume transaksi SBN secara outright tercatat sebesar Rp17,2 triliun kemarin, lebih rendah dari volume transaksi di hari sebelumnya yang tercatat sebesar Rp20,5 triliun. 

FR0103 dan PBS032 menjadi dua seri teraktif di pasar sekunder, dengan volume transaksi masing - masing sebesar Rp3,1 triliun dan Rp2,7 triliun. 

Sementara itu, volume transaksi obligasi korporasi secara outright tercatat sebesar Rp1,1 triliun.

Data Bloomberg menunjukkan nilai tukar Rupiah terhadap Dolar AS menguat 0,58%, bergerak dari level Rp15.833/US$ di hari Rabu menjadi Rp15.740/US$.

Dari eksternal, FOMC Meeting pada tanggal 6-7 November 2024 memutuskan untuk memangkas tingkat suku bunga kebijakan FFR sebesar 25bp menjadi kisaran 4,50%-4,75%. 

US Federal Reserve menilai aktivitas ekonomi AS masih melanjutkan ekspansi dengan laju yang solid dengan kondisi pasar tenaga kerja yang lebih lunak dan inflasi yang masih sedikit di atas tapi tetap menunjukkan progress menuju target 2%. 

The Fed juga menilai risiko terkait pencapaian target employment dan target inflasi masih dalam kondisi yang cukup seimbang. 

The Fed akan mempertimbangkan data baru yang akan datang, perubahan outlook, dan keseimbangan risiko dalam pengambilan keputusan berikutnya. 

Indikator global menunjukkan sentimen yang positif terhadap pasar obligasi, tergambar dari penurunan yield US Treasury (UST) dan level Credit Default Swap (CDS) Indonesia. 

Yield curve UST 5-tahun turun sebesar 10bp menjadi 4,17%, dan yield curve UST 10-tahun turun sebesar 11bp menjadi 4,31%.

“Dengan mempertimbangkan kondisi pasar yang didiskusikan di atas, kami melihat adanya potensi peningkatan demand terhadap instrumen SBN berdenominasi Rupiah. Berdasarkan valuasi yield curve, kami memperkirakan bahwa obligasi berikut akan menarik bagi para investor: FR0071, FR0101, FR0078, FR0082, FR0073, FR0072, FR0045, FR0075,” sebut Head of Fixed Income Research BNI Sekuritas, Amir Dalimunthe dalam riset Jumat (08/11).