PEFINDO Tegaskan Peringkat idA dan idA(sy) untuk Surat Utang SGRO yang Akan Jatuh Tempo

foto : ilustrasi (ist)
foto : ilustrasi (ist)

Pasardana.id - PEFINDO menegaskan peringkat surat utang yang diterbitkan PT Sampoerna Agro Tbk (IDX: SGRO) sebagai berikut:

SR Bond I Ph I 2020 Series B idA 

SR Bond I Ph III 2022 Series A idA 

SR Sukuk I Ph I 2020 Series B idA(sy) 

SR Sukuk I Ph III 2022 Series A idA(sy)

“Periode Rating berlaku sejak 26 November 2024 – 03 Maret 2025,” sebut pernyataan PEFINDO dalam rilis Kamis (28/11).

Adapun surat utang tersebut diatas, akan jatuh tempo dalam waktu dekat: 

- Obligasi Berkelanjutan I Tahap I Tahun 2020 Seri B senilai Rp91,5 miliar (peringkat idA, jatuh tempo 3 Maret 2025) 

- Obligasi Berkelanjutan I Tahap III Tahun 2022 Seri A senilai Rp75 miliar (peringkat idA, jatuh tempo 2 Maret 2025) 

- Sukuk Ijarah Berkelanjutan I Tahap I Tahun 2020 Seri B senilai Rp125 miliar (peringkat idA(sy), jatuh tempo 3 Maret 2025) 

- Sukuk Ijarah Berkelanjutan I Tahap III Tahun 2022 Seri A senilai Rp75 miliar (peringkat idA(sy), jatuh tempo 2 Maret 2025) 

Selanjutnya disebutkan, bahwa Perusahaan berencana untuk melunasi surat utang yang akan jatuh tempo tersebut menggunakan dana internal, karena Perusahaan telah mencadangkan dana sebesar Rp366,5 miliar pada kasnya untuk pelunasan utang. 

Diketahui, per 30 September 2024, SGRO memiliki kas dan setara kas senilai Rp422 miliar. 

Didirikan pada tahun 1993, SGRO bergerak dalam bisnis perkebunan kelapa sawit, dengan total area perkebunan seluas 132 ribu hektar (ha) per posisi 30 September 2024. 

Area ini terdiri dari 82 ribu ha kebun inti dan 50 ribu ha kebun plasma yang berlokasi di Sumatra dan Kalimantan. 

Kegiatan bisnis Perusahaan meliputi menanam dan memanen pohon kelapa sawit hingga produksi CPO dan inti sawit. 

Fasilitas produksi Perusahaan terdiri dari delapan pabrik kelapa sawit dengan total kapasitas 515 ton tandan buah segar (TBS)/jam. 

Per 30 September 2024, pemegang saham Perusahaan adalah Twinwood Family Holdings SFO Limited (69,68%) dan publik (30,32%).