TLKM Galakan Program Bresih untuk Lestarikan Lingkungan Berkelanjutan

Pasardana.id - PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (Telkom, IDX: TLKM) terus berkomitmen untuk turut berupaya menyelesaikan permasalahan lingkungan melalui program Bresih.
SGM Community Development Center Telkom, Hery Susanto menyampaikan, upaya Telkom tersebut sejalan dengan prinsip ESG yang Telkom terapkan untuk melestarikan lingkungan yang berkelanjutan.
“Telkom selalu berkomitmen untuk mendukung masyarakat dalam menciptakan lingkungan sehat yang berkelanjutan dengan menghadirkan beragam program lingkungan, termasuk program Bresih yang menerapkan konsep ekonomi sirkular ini," beber Hery, seperti dilansir dari siaran pers, Selasa (13/6/2023).
Adapun permasalahan lingkungan masih menjadi krisis yang terjadi di Indonesia maupun di dunia saat ini.
Salah satu penyebab terbesar adalah tingginya jumlah sampah yang dihasilkan aktivitas manusia.
Berdasarkan data dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) pada tahun 2019, menyebut bahwa dari sekitar 64 juta ton timbunan sampah yang dihasilkan di Indonesia setiap tahunnya, 60% dari angka tersebut ditimbun ke TPA, 30% dibiarkan dan mencemari lingkungan, sementara hanya 10% yang didaur ulang.
Melihat kondisi tersebut, dengan mengacu pada prinsip ESG atau Environmental, Social, and Governance, PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (Telkom) turut berupaya menyelesaikan permasalahan tersebut dalam upaya melestarikan lingkungan yang berkelanjutan melalui program Bresih yang berlokasi di Desa Tuksongo, Magelang, Jawa Tengah.
Bresih diambil dari Bahasa Sanskerta yang artinya bersih atau tidak sampah, sehingga diharapkan adanya program tersebut dapat mendukung lokasi Desa Tuksongo bersih dari sampah.
Program itu diinisiasi oleh Telkom Magelang yang berinisiatif menggerakkan masyarakat sekitar Candi Borobudur untuk mengelola sampah secara berkelanjutan.
Sebagai salah satu bagian dari kepariwisataan Candi Borobudur, TPS Desa Tuksongo bekerja sama dengan TPSB Balkondes (Balai Ekonomi Desa) binaan Telkom di Borobudur melalui program Bresih setiap harinya mengumpulkan sampah sebanyak hampir 1 ton untuk dilakukan pengolahan sampah dengan menerapkan konsep ekonomi sirkular.
Konsep ekonomi sirkular merupakan konsep di mana sebuah sumber daya materi akan dimanfaatkan nilai gunanya secara terus menerus dan energi yang digunakan akan lebih hemat serta terbarukan.
Dalam hal itu sampah sebagai permasalahan utama, dimaksimalkan nilai gunanya dengan cara penggunaan kembali ataupun pengolahan ulang.
Melalui program tersebut, kini masyarakat desa Tuksongo aktif melakukan pemilahan sampah secara mandiri untuk kemudian diolah maupun diserahkan ke bank sampah.
Seluruh proses pengembangan program tersebut saling berkaitan dengan harapan selain mengelola sampah sehingga ramah lingkungan, juga menguntungkan secara finansial serta bermanfaat untuk masyarakat sekitar.