ANALIS MARKET (05/12/2023) : IHSG Diproyeksi Bergerak Bullish
Pasardana.id – Riset harian NH Korindo Sekuritas menyebutkan, Dow Jones index ditutup lebih rendah 0.1% pada perdagangan hari Senin (04/12/23), di tengah terpuruknya Nasdaq Composite sebesar 0.8% yang dipicu kenaikan yield US Treasury menjelang laporan Nonfarm Payroll akhir pekan ini.
Yield US Treasury tenor 10-tahun naik 4 basis poin menjadi 4,266%, dengan beberapa pihak berpendapat bahwa penurunan yield baru-baru ini akibat market memperhitungkan pemangkasan suku bunga The Fed yang terlalu cepat.
Seperti dilansir dari Fed Rate Monitor Tool milik Investing.com, sudah terdapat 97% probabilitas bahwa The Fed akan menahan suku bunga tetap di range 5.25% – 5.50% pada FOMC Meeting bulan ini. Sementara itu, sudah ada lebih dari 50% peluang (naik dari 21% pada minggu lalu) bahwa bank sentral akan dapat memotong 25 bps paling cepat pada pertemuan di bulan Maret tahun depan.
Hal ini didukung oleh data ekonomi AS kemarin yang melaporkan Factory Orders untuk bulan Oct jatuh lebih dalam dari yang diharapkan.
Nanti malam akan keluar data US PMI, yang mana diharapkan setidaknya bisa stay di area ekspansif; serta angka JOLTs Job Opening di bulan Oct yang sepertinya akan keluar lebih rendah dari bulan Sept.
MARKET ASIA & EROPA: pagi ini Korea Selatan telah mengumumkan tingkat Inflasi untuk bulan November yang berhasil melandai ke level 3.3% yoy, lebih rendah dari ekspektasi 3.7% dan dari bulan sebelumnya 3.8%. Sebaliknya, pertumbuhan ekonomi Korea Selatan membaik dengan angka GDP kuartal 3 / 2023 dirilis pada level 1.4% yoy dibanding 0.9% pada kuartal sebelumnya. Di negara tetangga, Inflasi Jepang (di Tokyo pada khususnya) pun tampak terkendali dengan angka Tokyo CPI (Nov) pagi ini dipublikasikan pada level 2.6% yoy (vs previous 3.3%) , sementara Tokyo Core CPI (Nov) pun turut mendingin ke angka 2.3% yoy (vs previous 2.7%). Lebih lanjut hari ini, para pelaku pasar akan memantau ketat angka PMI Jepang & China, serta beberapa dari negara Eropa utama seperti: Jerman, Eurozone, dan Inggris.
Bicara mengenai benua Eropa, Jerman laporkan Surplus Trade Balance yang meningkat di bulan Oct sebesar EUR 17.8 miliar, di tengah pertumbuhan Ekspor & Impor yang masih minus namun setidaknya sudah lebih baik dari bulan sebelumnya. Sore nanti sekitar jam 1700WIB akan dinantikan rilis data Inflasi di tingkat produsen (PPI) bulan Oct dari wilayah Eurozone yang diramal akan kembali tunjukkan deflasi di level -9.4% yoy, walau angka ini sudah sedikit naik dari posisi sebelumnya -12.4%.
Harga Emas menyentuh level tertinggi sepanjang masa pada hari Senin, namun kemudian kembali turun, karena para pelaku pasar bertaruh pada potensi penurunan suku bunga Federal Reserve tahun depan. Spot Emas sebagian besar tidak berubah pada USD2.071,29 per troy ounce, sedikit mundur dari reli sebelumnya yang telah mengangkat aset safe haven ini ke rekor USD2.135 per troy ounce. Emas membukukan kenaikan kuat pada minggu lalu, dan juga naik untuk dua bulan berturut-turut di bulan November.
Prospek penurunan biaya pinjaman menjadi pertanda baik untuk emas, mengingat bahwa kenaikan suku bunga mendorong naik biaya investasi dalam aset tanpa bunga seperti logam mulia. Anggapan ini telah memukul harga emas batangan selama setahun terakhir. Namun, pasar masih memiliki banyak data ekonomi untuk dinilai yang sangat mungkin mempengaruhi keputusan bank sentral AS ke depannya.
Harga Minyak turun pada hari Senin akibat kekhawatiran mengenai lesunya permintaan global dan ketidakpastian yang terus berlanjut mengenai berapa lama durasi pemangkasan produksi OPEC+ akan berlangsung. Minyak mentah Brent ditutup turun 1,08%, pada USD78,03 per barel. Minyak mentah AS, West Texas Intermediate (WTI), ditutup turun 1,39%, pada USD73,04. Penurunan pada hari Senin ini menambah pelemahan 2% pada minggu lalu setelah pemangkasan produksi sukarela tambahan yang diumumkan pada hari Kamis oleh para member OPEC+. Menteri Energi Arab Saudi Pangeran Abdulaziz bin Salman mengatakan dalam sebuah wawancara televisi dengan Bloomberg pada hari Senin bahwa ia berharap OPEC dan sekutunya akan mewujudkan pengurangan 2,2 juta produksi minyak mentah yang diumumkan minggu lalu
Melihat posisi penutupan IHSG kemarin setelah menyentuh Target akhir tahun di area 7130-7150, analis NH Korindo Sekuritas merekomendasikan para investor / trader untuk mempersiapkan level Trailing Stop Anda.
Penampakan candle Shooting Star di area Resistance mengindikasikan besarnya tekanan jual di harga atas.
Walau aura bullish sepertinya masih bertahan, harap lebih memperhatikan arah animo pasar sebelum menerjunkan lebih banyak dana ke pasar saham.
“IHSG diproyeksi bergerak Bullish,” sebut analis NH Korindo Sekuritas dalam riset Selasa (05/12).