Potensi Untung BUKA Pada BBHI Turun 36,7 Persen, Sisa Rp9,7 Triliun

Pasardana.id – PT Bukalapak.com Tbk (IDX: BUKA) melaporkan, laba investasi yang belum terealiasasikan pada PT Allo Bank Indonesia Tbk (IDX: BBHI) sebesar Rp9,792 triliun, atau turun 36,7 persen secara kuartalan dibandingkan akhir Maret 2022 lalu, yang terbilang Rp15,522 triliun.
Hal itu sejalan dengan pergerakan BBHI yang pada akhir Maret 2022 ditutup pada level 5575 dan akhir Juni 2022 ditutup pada level 3.800. Dengan kata lain, BBHI turun 31,8 persen secara kuartalan.
Namun demikian, investasi pada BBHI itu masih menopang BUKA membukukan laba bersih sebesar Rp8,588 triliun atau membaik dibandingkan akhir Juni 2021 yang tercatat rugi bersih sebesar Rp766,23 miliar.
Hasil itu mengurangi defisit emiten wahana perdagangan daring dan investasi ini sedalam 92,1 persen, dan tersisa Rp734,35 miliar.
Data tersebut tersaji dalam laporan keuangan semester I 2021 tanpa audit BUKA yang diunggah pada laman Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (01/8/2022).
Jelasnya, pendapatan bersih naik 95,9 persen menjadi Rp1,691 triliun yang ditopang lonjakan pendapatan dari mitra sebesar 235 persen menjadi Rp969,35 miliar.
Senada, pendapatan wahana perdagangan daring tumbuh 22,4 persen menjadi Rp648,23 miliar.
Lalu, pendapatan BUKA Pengadaan naik 65,9 persen menjadi Rp73,577 miliar.
Namun, beban pokok pendapatan membengkak 885 persen menjadi Rp1,163 triliun.
Kian tertekan, beban umum dan administrasi membengkak 100,4 persen menjadi Rp1,321 triliun.
Tapi perseroan dapat menekan beban penjualan dan pemasaran sedalam 31,7 persen menjadi Rp601,41 miliar.
Pada saat yang sama membukukan pendapatan operasi lainnya sebesar Rp208 miliar dan bahkan membukukan laba nilai investasi yang belum terealisasikan di BBHI senilai Rp9,792 triliun.
Sehingga perseroan membukukan laba usaha senilai Rp8,605 triliun, atau membaik dibandingkan akhir semester I 2021 yang menderita rugi usaha sebesar Rp768,64 miliar.
Selain itu, perseroan membukukan pendapatan keuangan yang berasal penempatan dana IPO pada deposito, Obligasi, SBN senilai Rp205,29 miliar, atau terbang 1950 persen dibanding akhir Juni 2021 yang hanya Rp10,049 miliar.
Hasil itu membuat laba sebelum pajak penghasilan mencapai Rp8,798 triliun.
Patut diperhatikan, kas bersih digunakan untuk operasional tercatat sebesar Rp234,01 miliar, atau menyusut dibandingkan akhir Juni 2021 yang mencapai Rp750,86 miliar.