BBTN Akan Terima PMN Rp2,9 Triliun, Angin Segar Bagi 174 Sektor Usaha

Foto : Dok. BBTN

Pasardana.id - PT Bank Tabungan Negara Tbk (IDX: BBTN) bakal semakin gencar ekspansi pembiayaan perumahan ke segmen masyarakat berpenghasilan rendah, setelah menerima Penyertaan Modal Negara (PMN) senilai Rp2,98 triliun.

Dengan kian gencar ekspansi, Bank BUMN Perumahan ini akan turut memberikan angin segar ke sektor perumahan yang memiliki efek berganda ke 174 sektor lainnya.

Direktur Riset dan Investasi PT Pilarmas Investindo Sekuritas, Maximilianus Nico Demus mengatakan, tambahan modal tersebut akan mengakselerasi kinerja Bank BTN ke depan.

“BTN akan leluasa melakukan ekspansi, khususnya yang dapat meningkatkan pembiayaan rumah ke segmen masyarakat berpenghasilan rendah dan milenial,” papar dia kepada media, Minggu (12/6/2022).

Sinyal pemberian PMN itu disampaikan Wakil Menteri II BUMN, Kartiko Wirjoatmodjo saat rapat dengan Komisi VI DPR, Selasa (7/6).

Ia mengatakan, suntikan dana dalam bentuk Penyertaan Modal Negara (PMN) tersebut akan dialokasikan senilai Rp2,98 triliun untuk BBTN.

“Kita ingin menambah CAR (Capital Adequacy Ratio) BTN mencapai 19 persen. Dibutuhkan tambahan injeksi modal Rp2,98 triliun sudah disetujui juga melalui mekanisme rights issue, mungkin nanti di triwulan 3 atau 4,” kata Tiko.

Sementara itu, Direktur Utama BBTN, Haru Koesmahargyo mengatakan, di tengah gelombang pandemi yang belum mereda pada 2021, capaian kinerja positif tersebut juga didorong efisiensi dan transformasi yang dilakukan perseroan sejalan dengan arahan Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN).

“Tidak hanya laba bersih, sebagai pemimpin pasar di sektor kredit perumahan, kinerja positif yang Bank BTN lakukan juga ikut mendongkrak sektor perumahan yang memiliki dampak ganda ke 174 sektor turunan lain,” ujar Haru di Jakarta, Minggu (13/6).

Hingga akhir 2021, emiten perbankan dengan kode saham BBTN ini mencatatkan raihan laba bersih sebesar Rp2,37 triliun atau naik 48,3 persen secara tahunan.

Di tengah pandemi, BBTN juga mencatatkan penyaluran kredit dan pembiayaan senilai Rp274,83 triliun atau naik 5,66 persen secara tahunan.

Kredit di sektor perumahan masih mendominasi portofolio kredit BBTN atau sebesar 89,08 persen. Kredit pemilikan rumah (KPR) subsidi pun tercatat menjadi penyumbang pertumbuhan tertinggi dengan kenaikan sebesar 8,25 persen dari Rp120,72 triliun pada 2020 menjadi Rp130,68 triliun di 2021.

Adapun untuk produk KPR Subsidi, Bank BTN menawarkan uang muka ringan dari 1 persen, suku bunga tetap 5 persen, jangka waktu hingga 20 tahun, subsidi bantuan uang muka senilai Rp4 juta, serta bebas premi asuransi dan PPN.

Haru juga menjelaskan, transformasi tersebut tidak hanya sukses meningkatkan perolehan laba bersih Bank BTN, tapi juga meningkatkan efisiensi.

Biaya dana BBTN misalnya, dapat ditekan  21,31 persen secara tahunan pada 2021 dari Rp16,04 triliun menjadi Rp12,62 triliun.

Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) perseroan juga menyusut hingga 233 basis poin secara tahunan pada 2021.

Lini bisnis syariah Bank BTN pun ikut mencatatkan kinerja positif. Per Desember 2021, Unit Usaha Syariah (UUS) Bank BTN menghasilkan laba bersih senilai Rp185,20 miliar atau naik 37,33 persen.

Kenaikan tersebut disumbang kinerja penyaluran pembiayaan syariah senilai Rp27,55 triliun atau naik 9,93 persen secara tahunan.