DGIK Akan Beli 35 Persen Saham Perusahaan Konstruksi Senilai Rp256 Miliar

foto : ilustrasi (ist)
foto : ilustrasi (ist)

Pasardana.id - PT Duta Buana Permata (DBP), anak usaha PT Nusa Konstruksi Enjiniring Tbk (IDX: DGIK) akan membeli  sebesar 35 persen saham PT Dirgantara Yudha Artha dengan nilai transaksi sebesar Rp256,5 miliar.

Direktur Utama DGIK,  Budi Susilo menjelaskan, pembelian tersebut merupakan tahapan awal dari proses Sinergi lini bisnis konstruksi yang dimiliki PT Global Dinamika Kencana (GDK) untuk memperkuat lini bisnis konstruksi.

“Sinergi juga ditujukan untuk percepatan pertumbuhan lini bisnis kontruksi kedepannya, yang seluruhnya nanti dibawah DGIK,” tegas dia kepada media, Senin(18/4/2022)

Ia melanjutkan, Dirgantara merupakan perusahaan jasa konstruksi dengan spesialisasi infrastruktur, keahlian di proyek infrastruktur tersebut juga didukung lebih dari 300 alat berat yang dimiliki sehingga langkah sinergi ini memperkuat kinerja DGIK.

“Jadi dengan sinergi ini, maka sudah pasti kapasitas kami meningkat, baik dalam hal penambahan spesialisasi segmen konstruksi yang dimiliki maupun peningkatan sumber daya operasional konstruksi seperti peralatan konstruksi,” papar dia.

Sehingga dia optimis kedepannya akan semakin agresif untuk menggarap proyek-proyek pencakar langit  dan infrastruktur yang menjadi keahlian , tidak hanya di tanah air, bahkan manca negara.

PT Dirgantara Yudha Artha (Dirgantara) merupakan perusahaan konstruksi yang sudah berdiri sejak tahun 1990.

Dengan spesialisasi pada konstruksi infrastruktur, Dirgantara sudah berpartisipasi dalam proyek-proyek konstruksi nasional, seperti infrastruktur bandara (Runway & Hangar), kawasan industri, jalan raya, jalan tol, dan yang terbaru dalam pembangunan proyek Tol Cikopo Palimanan.

Dirgantara memiliki wilayah operasional berdasarkan proyek yang sedang dan sudah dikerjakan tersebar di wilayah di Indonesia.

Selain segmen jasa konstruksi, Dirgantara juga menyediakan jasa sewa alat berat untuk mengoptimalkan monetisasi keunggulan peralatan konstruksi yang dimiliki oleh Perseroan.

Budi juga menambahkan, tahun ini perseroan menargetkan pendapatan mampu mencapai Rp1 Triliun atau tumbuh 173 secara tahunan dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

“Untuk pertumbuhan laba bersih ditargetkan bisa tumbuh diatas pertumbuhan pendapatan. Optimis tersebut didasarkan pada upaya efisiensi dan efektifitas operasional yang konsisten dilakukan sehingga mampu menjaga performa profitabilitas,” pungkas dia.