Rencana IPO Picu Prospek Adhi Commuter Properti Negatif

foto : istimewa

Pasardana.id - Rencana penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO) PT Adhi Commuter Properti justru menekan prospek perseroan dan surat utang jadi negatif.

Hal itu tertuang dalam hasil pemeringkatan surat utang dan perusahaan anak usaha PT Adhi Karya Tbk (IDX:ADHI) oleh Pefindo periode 10 Februari 2022 hingga 1 Februari 2023. 

Menurut analis Pefindo, Kresna Piet Wiryawan, pihaknya menegaskan peringkat “idBBB” kepada Adhi Commuter Properti dan Obligasi I Tahun 2021 Serie A senilai Rp491 miliar yang akan jatuh tempo pada 27 Mei 2022, yang direncanakan akan dibayar menggunakan utang dari pihak eksternal.

“Kami mempertahankan prospek peringkat perusahaan di “negatif” untuk mengantisipasi penurunan tingkat dukungan dari PT Adhi Karya  Tbk (IDX: ADHI, idA-/stabil) sebagai konsekuensi dari rencana IPO di bulan Februari 2022 ini,” beber Piet, Senin (14/2/2022). 

Ia melanjutkan, walau ADHI akan tetap sebagai pemegang saham pengendali pasca IPO, tapi penurunan porsi kepemilikan saham di Adhi Commuter dapat membatasi keleluasaan ADHI dalam melanjutkan bentuk dukungan keuangan yang selama ini diberikan, terutama fasilitas pinjaman pemegang saham.

“Jika ternyata memang Adhi Commuter tidak dapat lagi menikmati fasilitas pinjaman pemegang saham tersebut, maka  akan menghadapi risiko pembiayaan kembali atas surat utang yang akan jatuh tempo,” jelas dia.

Padahal, selama ini fasilitas pinjaman pemegang saham tersebut merupakan salah satu opsi yang dapat digunakan untuk melunasi kewajiban keuangannya.

“Kami juga mengantisipasi struktur permodalan yang lebih agresif kedepannya karena Perseroan berencana mengeluarkan belanja modal yang cukup besar dalam waktu dekat yang dibiayai oleh pendanaan eksternal,” tegas dia.

Ditambahkan, obligor dengan peringkat idBBB memiliki kemampuan yang memadai dibandingkan obligor Indonesia lainnya untuk memenuhi komitmen keuangan jangka panjangnya.

Walaupun demikian, kemampuan obligor lebih mungkin akan terpengaruh oleh perubahan buruk keadaan dan kondisi ekonomi.

Ia juga mengingatkan, kondisi ekonomi yang buruk atau keadaan yang terus berubah akan dapat memperlemah kemampuan emiten untuk memenuhi komitmen keuangan jangka panjang atas efek utang.

Peringkat tersebut mencerminkan dukungan yang kuat dari ADHI, captive market dari komuter Light Rail Transit (LRT) dengan konsep transit-oriented development (TOD), dan kualitas aset yang baik.

Peringkat tersebut dibatasi oleh struktur permodalan yang agresif dan proteksi arus kas yang lemah, pendapatan berulang yang terbatas, dan kerentanan terhadap perubahan kondisi makro-ekonomi.

Namun, peringkat dapat diturunkan jika kemungkinan dukungan induk melemah dalam waktu dekat, yang ditunjukkan dengan menurunnya dukungan dari induk, namun tidak terbatas pada penarikan fasilitas pinjaman pemegang saham yang dapat meningkatkan risiko pembiayaan kembali.

Peringkat juga dapat diturunkan jika Adhi Commuter membukukan utang yang lebih besar dibandingkan proyeksi dan jika pendapatan dan/atau EBITDA lebih rendah dari yang diharapkan.