Menakar Peluang dan Tantangan Industri Retail Pasca Pandemi

foto : istimewa

Pasardana.id - Pandemi COVID-19 yang tak henti mewabah menimbulkan tantangan bagi industri retail (ritel) dan pusat perbelanjaan, membuat pegiatnya harus bekerja ekstra keras demi mempertahankan eksistensi pasar.

Inovasi yang timbul dari keterbukaan masyarakat terhadap penggunaan sarana digital dan segala kemudahan yang diberikan secara perlahan menjadi solusi akan keberlangsungan jual beli mereka.

We are thinking about the future, apa yang harus dilakukan mall, ketika menyongsong post pandemi apalagi Indonesia menuju 2030, 2021 is the first year in a new decade. 2020 kita adaptasi saja seperti ketika PPKM pusat perbelanjaan tutup, dan lain sebagainya. 2021 tidak boleh lagi adaptation, harus disertai transformation. Kita harus prepare untuk new format of mall & new format of retail,” ujar Hermawan Kartajaya, Founder & Chairman MarkPlus, Inc., dalam acara webinar Tenant’s Coffee Break, Kamis, (29/7).

Business Development Director of Pakuwon Group, lvy Wong menambahkan, pentingnya menerapkan strategi Omni Channel untuk mempertahankan tenant dan agar tetap bertahan ditengah kegelisahan pandemi.

Everyone wants a new concept and something new, saya percaya dalam kondisi sekarang akan menjadikan 1 impact bahwa online shopping akan buka pop up store di mall, supaya dapat spectrum of customer yang berbeda. At the end of the day kita harus cari satu titik untuk bisa kerja dengan omni channel, offline dan online, both of them have to work well together," bebernya.

Sepakat dengan pernyataan Ivy, Managing Director at Sogo Indonesia Handaka Santosa menegaskan, pentingnya mengetahui tren pasar dan pentingnya customer experience.

“Department store saat ini harus merubah konsep, teori yang menyebut one stop shopping harus di-implement dikombinasikan dengan apa yang disebut customer service, dan attitude dari team yang melayani juga harus beda For immediate release. Saat ini orang menganggap department store jualan pakaian, sepatu, kosmetik, dan lain-lain. Tapi saat ini dalam rangka merubah SOGO kami sudah membuka apotik, keperluan farmasi dan booth tepat di pintu utama kami. Agar orang juga melihat bagaimana trend kebutuhan customer,” ungkap Handaka.

Juga disebutkan, pusat perbelanjaan atau mal diproyeksi masih sulit bangkit meski vaksin Covid-19 telah didistribusikan.

Didorong tingginya kekhawatiran masyarakat, maka customer confidence menjadi strategi yang wajib ditingkatkan.

Sementara itu, Ketua Umum Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia, Alphonsus Widjaja menyatakan, pihaknya optimis terhadap keberlangsungan pusat perbelanjaan.

“Tenant perlu berjualan dengan konsep baru dan dengan cara yang baru, bukan hanya buka toko lalu selesai. Tugas pengelola adalah mencari titik temu kepentingan tenant dan customer ini, inilah yang saya sebut new paradigm. Bukan lagi menjual place of business tapi menjadi whole business. Perusahan harus bisa tidak hanya menyewakan tempat, tenant perlu sekali konsep baru yang tidak hanya berjualan saja. Di sisi lain, pengelola harus bisa mencari konsep baru untuk konsumer yang tidak hanya menjadi tempat belanja,” jelasnya.