Merugi Akibat Pandemi, Erick Thohir Akan Restrukturisasi BUMN Sampai Kuartal II

Foto : istimewa

Pasardana.id - Kementerian Badan Usaha Mlik Negara (BUMN) terus melakukan langkah restrukturisasi perusahaan pelat merah sampai kuartal II 2022.

Hal ini dilakukan dalam rangka konsolidasi dan simplifikasi.

"Di 2022 tentu era restrukturisasi tetap ada di BUMN, baru di 2023-2024 kami berharap BUMN bisa kembali normal dengan inovasi dan transformasi yang sekarang kami terapkan," ucap Menteri BUMN, Erick Thohir saat Rapat Koordinasi Pembangunan Pusat 2021 secara virtual, Kamis (29/4/2021).

Hanya saja, Erick belum menjabarkan perusahaan negara mana lagi yang akan direstrukturisasi.

Tak cuma restrukturisasi, ia mengatakan, kementerian juga akan mempersiapkan landasan untuk inovasi model bisnis baru bagi BUMN sampai tahun depan.

Untuk tahun ini, jelas Erick, Kementerian BUMN akan fokus untuk melakukan pembentukan klasterisasi berdasarkan keterkaitan rantai pasok (supply chain).

Hal ini dilakukan sesuai kebutuhan industri dan sinergi yang mungkin dilakukan.

"Kami juga akan melindungi BUMN strategis dan BUMN yang terdampak pandemi covid-19. Kami juga memperbaiki landasan GCG (good corporate governance/tata kelola yang baik) BUMN," jelasnya.

Pasalnya, hampir seluruh BUMN terkena dampak pandemi covid-19. Khususnya yang berada di sektor migas dan energi dengan penurunan pendapatan mencapai Rp193 triliun pada 2020 berdasarkan hitungan sementara.

Kemudian, penurunan pendapatan BUMN di sektor infrastruktur mencapai Rp71 triliun, pariwisata Rp55 triliun, jasa keuangan Rp39 triliun, telekomunikasi Rp36 triliun, minerba Rp14 triliun, logistik Rp11 triliun, penjaminan Rp4 triliun, dan manufaktur Rp4 triliun.

Sedangkan perusahaan yang justru berhasil meningkatkan pendapatan di tengah pandemi adalah mereka yang bergerak di sektor kesehatan mencapai Rp13 triliun, asuransi dan dana pensiun Rp7 triliun, pangan Rp4 triliun, dan perkebunan serta kehutanan Rp4 triliun.

"Kalau kita lihat data, perbandingannya sangat merosot, hanya beberapa BUMN saja yang bisa sustain. Tapi untuk BUMN minerba, telko, jasa keuangan, hingga migas dan energi itu tergerus dan ini memaksa kita harus ubah strategi," tuturnya.

Pada 2023, barulah BUMN akan diarahkan untuk bersaing dengan swasta dan melakukan spesialisasi BUMN dengan tujuan komersial dan sosial.

Selanjutnya, Hingga 2024, BUMN membentuk inovasi dan transformasi dengan menciptakan kesempatan partisipasi sektor swasta dan melakukan spesialisasi BUMN dengan tujuan komersil dan sosial.

"Diharapkan 2024 dan 2023 BUMN bisa kembali normal dengan inovasi dan transformasi yang kami terapkan sekarang," tandasnya.