TINS Rugi Rp340 Miliar Pada Tahun 2020, Kelangsungan Usaha Meragukan

foto : ilustrasi (ist)

Pasardana.id - PT Timah Tbk (IDX: TINS) mencatatkan rugi bersih senilai Rp340,59 miliar pada akhir tahun 2020, atau menyusut dibanding akhir tahun 2019, yang mencatat rugi bersih sebesar Rp611,28 miliar.

Sehingga, rugi bersih per saham susut menjadi Rp45, sedangkan akhir tahun 2019, yang tercatat sebesar Rp82.

Data itu berdasarkan laporan keuangan telah audit emiten tambang timah BUMN ini pada laman Bursa Efek Indonesia (BEI), Sabtu (13/3/2021).

Jelasnya, total pendapatan usaha sepanjang tahun 2020 tercatat sebesar Rp15,215 triliun, atau turun 21,05 persen dibanding tahun 2019, yang tercatat sebesar Rp19,341 triliun.

Tapi, beban pokok pendapatan tercatat sebesar Rp14,096 triliun atau turun 22,53 persen dibanding akhir tahun 2019, yang tercatat sebesar Rp18,197 triliun. Sehingga laba kotor turun 2,099 persen menjadi Rp1,119 triliun.

Sedangkan pada sisi ekuitas tercatat sebesar Rp4,94 triliun, atau turun 5,9 persen dibanding akhir tahun 2019, yang tercatat sebesar Rp5,25 triliun.

Adapun total kewajiban tercatat sebesar Rp9,577 triliun, atau turun 36,58 persen dibanding akhir tahun 2019, yang tercatat sebesar Rp15,102 triliun.

Hasilnya, aset perseroan tercatat sebesar Rp14,517 triliun, atau turun 28,7 persen dibanding akhir tahun 2019, yang tecatat sebesar Rp20,361 triliun.

Patut diperhatikan, arus kas diperoleh dari aktivitas operasi tercatat sebesar Rp5,4 triliun, atau membaik dibanding akhir tahun 2020, yang tercatat minus Rp2,08 triliun.

Selain itu, Akuntan Publik persereroan dalam catatannya menyebut adanya ketidakpastian material yang dapat menyebabkan keraguan akan kelangsungan usaha.

Pasalnya, perseroan mencatatkan utang senilai Rp4,5 triliun yang jatuh tempo dalam 12 bulan. Perseroan sangat  bergantung pada dukungan kreditur untuk memperpanjang utang tersebut. Terlebih, produksi bijih timah perseroan turun akibat terbatasnya pasokan timah.