BHIT Obral Tambang Batubara Grup MNC 23 Persen Lebih Rendah Dari Valuasi

foto : ilustrasi (ist)

Pasardana.id - PT Indonesia Transport & Infrastructure Tbk (IDX: IATA) akan mengambilalih sebanyak 99,33 persen saham PT Bhakti Coal Resources (BCR) milik PT MNC Investama Tbk (IDX: BHIT).

Menariknya, dalam keterangan resmi IATA yang diunggah pada laman Bursa Efek Indonesia (BEI, Kamis (2/12/2021), disebutkan bahwa nilai gabungan 100 persen dua anak usaha BCR, yakni  PT Bhumi Sriwijaya Perdana Coal (BSPC) dan 53,84 persen  PT Putra Muba Coal (PMC) dari KJPP Kusnanto & Rekan mencapai USD 181,9 juta.

Namun, IATA dan BHIT menyepakati harga transaksi pembelian 99,33 persen BCR sebesar USD 140 juta, atau  23 persen lebih rendah dari valuasi BSPC dan PMC.

Adapun harga pembelian sebesar USD 140 juta ini sudah mencakup tujuh IUP lainnya yang telah dijelaskan di atas.

Asal tahu saja, BCR merupakan perusahaan induk dari sembilan perusahaan batu bara dengan Izin Usaha Pertambangan (IUP) yang berlokasi di Musi Banyuasin, Sumatera Selatan, dengan total luas area pertambangan 74.004 Ha untuk sembilan IUP tersebut.

IUP yang dimiliki BCR, antara lain; PT Bhumi Sriwijaya Perdana Coal (BSPC) dan PT Putra Muba Coal (PMC), sudah dalam tahap produksi, dengan perkiraan produksi sebesar 2,5 juta metrik ton tahun ini.

Ditaksir  total sumber daya BSPC dan PMC yaitu sebesar 130,7 juta MT dan 76,9 juta MT.

Sedangkan PT Indonesia Batu Prima Energi (IBPE) dan PT Arthaco Prima Energi (APE) akan mulai memproduksi batu bara pada 2022.

Lima IUP lainnya, PT Energi Inti Bara Pratama (EIBP), PT Sriwijaya Energi Persada (SEP), PT Titan Prawira Sriwijaya (TPS), PT Primaraya Energi (PE), dan PT Putra Mandiri Coal (PUMCO) akan mulai beroperasi dalam satu atau dua tahun mendatang.

Perkiraan total cadangan masing-masing sebesar 83,3 juta MT dan 54,8 juta MT. Kisaran GAR BSPC dan PMC adalah 2.800 – 3.600 kkal/kg.

Berdasarkan data internal BCR, tujuh IUP diatas memiliki estimasi total sumber daya hingga lebih dari 1,4 miliar MT.

Hingga akhir tahun 2021, pendapatan BCR diperkirakan mencapai USD 74,8 juta dengan EBITDA USD 33 juta.

BCR akan meningkatkan produksinya menjadi 8 juta metrik ton pada 2022 dan 12 juta metrik ton pada 2023.

BCR juga memiliki infrastruktur pendukung seperti dermaga dan jalan angkut sepanjang 12 km.

Adapun BCR akan membangun dermaga dan jalan angkut baru untuk meningkatkan kapasitas produksinya. Dengan jarak angkut yang pendek 12-17 km dari pit pertambangan ke dermaga dan rasio pengupasan yang rendah, biaya produksi BSPC dan PMC cukup rendah.