Kemenperin Apresiasi Industri Pengolahan Kopi Ekspor 4,83 Ton Kopi Ke Tiongkok

Foto : istimewa

Pasardana.id - Kementerian Perindustrian (Kememperin) mengapresiasi industri pengolahan kopi dalam negeri yang mengekspor 4,82 ton ke Tiongkok.

Ekspor yang dilakukan PT. UCC Victo Oro Prima ini diharapkan memacu industri manufaktur untuk pulih di tengah pandemi.

“Semangat dunia usaha yang menjalankan kegiatan manufakturnya dengan tetap menerapkan protokol kesehatan yang ketat sangat membantu perputaran roda perekonomian nasional di masa yang cukup berat saat ini,” kata Direktur Jenderal Industri Agro Kementerian Perindustrian Abdul Rochim melalui keterangan tertulisnya, Selasa, (18/8//2020).

Adapun produk yang diekspor berupa roasted coffee beans dengan tiga varian kopi, yakni Kintamani blend, Java blend, dan Toraja blend dengan total volume sebesar 4,82 ton.

Menurutnya industri pengolahan kopi nasional tidak hanya menjadi pemain utama di pasar domestik, akan tetapi juga dikenal di pasar global.

Pada 2019, ekspor produk kopi olahan memberikan sumbangan pemasukan devisa sebesar USD610,89 juta atau meningkat sekitar 5,33 persen dibanding 2018.

Capaian positif tersebut tidak terlepas dari potensi Indonesia sebagai negara penghasil biji kopi terbesar keempat di dunia, setelah Brasil, Vietnam, dan Kolombia.

Produksi rata-rata Indonesia sekitar 773 ribu ton per tahun atau delapan persen dari produksi kopi dunia. Pada Januari-Juni 2020, di masa pandemi covid-19, neraca perdagangan produk kopi olahan nasional masih mengalami surplus sebesar USD211,05 Juta.

“Saat ini, ekspor produk kopi olahan didominasi produk kopi olahan berbasis kopi instan, ekstrak, esens dan konsentrat kopi yang tersebar ke sejumlah negara tujuan utamanya seperti di kawasan ASEAN, Tiongkok, dan Uni Emirat Arab,” imbuhnya.

Dalam keterangan tertulis, Abdul Rochim menyampaikan apresiasinya kepada PT UCC Victo Oro Prima yang mampu meningkatkan pengapalan produknya ke pasar manca negara.

“Ekspor dalam masa pandemi COVID-19 ini, kami rasa bisa memotivasi kita semua, mulai dari pihak pemerintah hingga dunia usaha, bahwa peluang masih ada, sehingga kalau bisa semangat ini terus kita gerakkan,” ujarnya.

Selain menghasilkan devisa, ekspor produk kopi olahan Indonesia juga bisa menjadi parameter eksistensi produk kopi olahan nasional di pasar internasional.

Direktur PT UCC Victo Oro Prima, Victor Waskito Purwana menambahkan, pihaknya memiliki beberapa sertifikat yang dibutuhkan oleh industri kopi olahan, seperti sertifikat Halal, ISO 22000, dan Rain Forest Alliance.

Perusahaan ini bergerak di bidang roastery kopi dengan standar internasional yang mengembangkan biji kopi lokal Indonesia dan mancanegara.

“Kami berkomitmen untuk menawarkan dan menghasilkan kopi terbaik baik kopi biji, kopi bubuk maupun drip kopi di segmen kualitas tertinggi untuk hotel, restoran, kafe dan juga keperluan industri,” pungkasnya.