Menkeu Klaim Anggaran Kesehatan Masih Rendah

Foto : istimewa

Pasardana.id - Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati mengatakan, hingga saat ini realisasi anggaran tersebut masih sangat rendah.

Saat ini, baru 1,54% dari anggaran sebesar Rp87,55 triliun yang sudah terealisasi.

"Di bidang kesehatan kita melihat implementasinya masih sangat kecil (baru 1,54 persen) meski anggaran sudah naik jadi Rp 87,5 triliun. Kita melihat implementasinya masih perlu diperbaiki," kata dia dalam video conference di Jakarta, Selasa (17/6/2020).

Menkeu menjelaskan, ada sejumlah kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan realisasi anggaran kesehatan untuk penanganan covid-19.

Misalnya saja kendala administrasi dan verifikasi yang rigid dalam proses penyaluran insentif tenaga kesehatan.

Selain itu, juga terkait realisasi penyaluran biaya klaim perawatan pasien yang belum terproses verifikasinya.

"Jadi ada gap antara realisasi keuangan dan fisik dengan anggaran yang disediakan maupun pelaksanaannya. Kami harap bisa akselerasi oleh gugus tugas, Kemenkes dan (pemerintah) daerah," ujar dia.

Sementara untuk bantuan sosial sudah terealisasi sebesar 28,63% dari total anggaran Rp203,9 triliun, insentif dunia usaha baru 6,8% dari Rp120,61 triliun, dan insentif bagi UMKM baru 0,06% dari Rp123,46 triliun.

Untuk pembiayaan korporasi belum direalisasikan dan anggaran sektoral kementerian/lembaga (K/L) dan pemerintah daerah baru 3,65%.

Padahal anggaran keduanya mengalami kenaikan masing-masing menjadi Rp53,57 triliun dan Rp106,11 triliun.

"Pembiayaan korporasi kita masih belum ada realisasi sampai saat ini. Kita fokus ke Juni agar seluruh peraturan dan skema dukungan bisa operasional untuk membantu dunia usaha. Untuk sektoral dan pemda, kita terus lakukan komunikasi dengan pemda agar penyelesaian regulasi dan program padat karya K/L bisa segera dilakukan untuk bisa membantu kegiatan ekonomi di kuartal III dan kuartal IV," tandasnya.