PSSI Bukukan Pendapatan Usaha Naik 19 Persen Di 2019

foto : ilustrasi (ist)

Pasardana.id - Manajemen PT Pelita Samudera Shipping Tbk (PSSI) mengungkapkan, fokus perseroan pada ekspansi armada untuk perluas pasar di 2019, berhasil meningkatkan pertumbuhan pendapatan usaha tahun 2019, yang naik 19% dibanding periode yang sama tahun 2018.

"PSSI membukukan total Pendapatan Usaha sebesar USD75,3 juta, lebih tinggi USD11,8 juta atau 19% dibandingkan tahun sebelumnya," tulis
Imelda Agustina Kiagoes, Sekretaris Perusahaan PT Pelita Samudera Shipping dalam siaran pers, Senin (23/3).

Dijelaskan, di 2019, perseroan berhasil meningkatkan tarif muatan apung dan pengangkutan menjadi USD2,49 dari USD1,90 per metrik ton di 2018 atau naik sebesar 31,2%.

Di 2019, pendapatan muatan apung dan pengangkutan naik USD3,9 juta atau sebesar 7%. Pendapatan Sewa Berjangka naik signifikan sebesar 304% menjadi USD9,9 juta dari USD2,4 juta di 2018.

Perseroan juga menambah armada 4 unit kapal Kargo Curah (MV) di 2019 menjadi total 6 unit, meningkatkan kapasitas kargo dari 63,0 ribu DWT menjadi 237,5 ribu DWT atau meningkat 277% dari 2018.

"Penambahan 3 unit Kapal Tunda dan Tongkang (TNB) menambah total armada sampai akhir 2019 sebanyak 87 unit termasuk 3 unit Fasilitas Muatan Apung (FLF)," beber Imelda.

Per 2019, total kapasitas pengangkutan menjadi 546,1 ribu metrik ton, meningkat sebesar 55% dari 352,5 ribu metrik ton di 2018.

Adapun, di tengah tantangan harga batu bara thermal, total volume pengangkutan berhasil mencapai 96% dari target 2019 atau sebesar 30,2 juta metrik ton.

Kenaikan terbesar dari segmen MV sebesar 277% menjadi 1,1 juta metrik ton dari 280,2 ribu metrik ton di 2018.

Sejalan dengan penambahan armada, biaya operasional perseroan mengalami peningkatan termasuk konsumsi bahan bakar, suku cadang dan biaya kru kapal, namun berkat pengendalian biaya yang berkelanjutan, marjin Laba Bruto sebesar 25% berhasil dicapai.

Kenaikan Laba Bruto sebesar USD2,8 juta menjadi USD19,1 juta dari USD16,3 juta di 2018 atau naik sebesar 17%.

Perseroan membelanjakan USD50,1 juta dari target anggaran belanja modal 2019 sebesar USD61,3 juta. Realisasi capex sebesar 82% sebagian besar untuk pembelian 4 unit MV, 1 unit Tugboat dan 2 unit Tongkang termasuk perbaikan dan pemeliharaan kapal (docking).

Peningkatan Aset sebesar 30% menjadi USD143,2 juta dari USD110,1 juta di 2018.

Ekspansi armada kapal sebagian besar menggunakan kas internal disamping pinjaman bank.

Sementara, segmen TNB menyumbang 51% dari total EBITDA diikuti FLF 30% dan MV 19%. Komposisi kontrak jangka panjang FLF mencapai 91%, TNB 74% dengan 9% dan 26% spot basis.

Dari total 6 unit MV, 3 unit mendapatkan kontrak jangka panjang Sewa Berjangka untuk pengangkutan batubara dan komoditas lain di nikel, klinker dan produk besi. Perseroan akan terus mengeksplor target diversifikasi bisnis di luar komoditas batubara termasuk segmen MV dan TNB.

Diluar Pendapatan Lain-Lain, Perseroan Di 2019 mencetak Laba Bersih sebesar USD11,3 juta atau kenaikan sebesar 44% dari USD7,9 juta di 2018. Pendapatan Lain-Lain di 2018 terdapat keuntungan penjualan 1 unit FLF sebesar USD7,6 juta.

Pasca divestasi 1 unit FLF berhasil menaikkan utilisasi 3 FLF yang lain di 2019. Total Laba Bersih Tahun Berjalan sebesar USD13,3 juta. Dengan peningkatan keunggulan operasional, pengendalian biaya dan efisiensi serta strategi ekspansi armada, pencapaian marjin Laba Bersih sebesar 18%.

Struktur Permodalan terjaga dengan baik, Rasio Hutang terhadap Aset dan Rasio Hutang terhadap Ekuitas sebesar 28% dan 45% per 31 Desember 2019, meningkat dari tahun sebelumnya dengan adanya pinjaman bank yang sebagian besar untuk ekspansi armada kapal.

Tercatat di 2019, jumlah ekuitas perseoan meningkat sebesar 23% menjadi USD88,6 juta dari USD71,7 juta di 2018 dengan kenaikan Saldo Laba (Retained Earnings) sebesar USD10,8 juta atau 48% dan tambahan Modal Disetor sebesar USD3,3 juta atau 143%.

Di tengah tantangan pandemi Covid-19, tanggap dengan Perencanaan Kontinuitas (Business Continuity Plan), Perseroan memastikan bisnis inti dan kesinambungan operasi tetap terjaga dengan terus melakukan tindakan pencegahan dan eksekusi strategi yang tepat untuk kelangsungan bisnis.