Indonesia-Belanda Sepakat Perkuat Kerja Sama Perdagangan, Investasi, Hingga Pariwisata
Pasardana.id - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Republik Indonesia, Airlangga Hartarto menggelar pertemuan bilateral dengan Menteri Perdagangan Luar Negeri dan Kerja Sama Pembangunan Kerajaan Belanda Sigrid Kaag, membahas potensi kerja sama Indonesia-Belanda dalam bidang perdagangan, investasi dan pariwisata.
“Kita harus memperkuat kerja sama bilateral dalam berbagai bidang, khususnya di sektor maritim, manajemen air, pertanian dan kesehatan,” ujar Menko Airlangga dalam pertemuan di Bogor, seperti dilansir dari siaran pers, Selasa (10/3).
Dijelaskan bahwa pada tahun 2018, Belanda adalah mitra dagang terbesar ke-15 dan investor terbesar ke-9 bagi Indonesia.
Perdagangan bilateral dengan Belanda selalu menunjukkan surplus bagi Indonesia.
Pada tahun tersebut pula, nilai perdagangan bilateralnya mencapai US$5,14 miliar, dimana ekspor mencapai US$3,90 miliar dan impor senilai US$1,24 miliar. Sedangkan di 2019, nilai total perdagangan kedua negara menurun 21,7% sehingga menjadi US$4,2 miliar.
Belanda juga merupakan negara tujuan ekspor terbesar ke-11 bagi Indonesia, dengan komoditas utama (berdasarkan HS4) antara lain: minyak sawit (19,16%), kopra (11,31%), asam lemak monokarboksilat (10,69%), asam monokarboksilat asiklik tak jenuh (5,97%), timah (5,41%).
Sementara itu, komoditas impor Indonesia dari Belanda, yaitu: distilasi coal tar (25,17%), kendaraan angkutan barang (7,10%), minyak bumi (4,39%), benang tow artifisial (2,64%), dan bahan makanan (2,12%).
Adapun, realisasi investasi sektor riil Belanda di Indonesia pada 2019 mencapai US$2,5 miliar untuk 11.040 proyek atau meningkat 122% jika dibandingkan tahun sebelumnya.
Dari sisi pariwisata, jumlah wisatawan Belanda ke Indonesia pada 2019 sebanyak 215.287 orang, menempati urutan ke-4 terbesar dari Eropa dan ke-16 dari seluruh dunia. Tren peningkatan kunjungan rata-rata 4,88% per tahun sejak 2014.
Belanda merupakan salah satu penyumbang terbesar bagi pasar pariwisata Indonesia dari Eropa dengan durasi kunjungan rata-rata lebih dari dua minggu, dengan perkiraan jumlah devisa asing yang didapatkan mencapai lebih dari US$200 juta per tahun.
Di samping itu, Belanda merupakan salah satu negara yang menolak adanya pelarangan minyak sawit, serta berpandangan perlunya meningkatkan dialog dan kerja sama yang lebih erat dengan negara-negara produsen minyak kelapa sawit.
Pada 26 September 2019, kedua negara telah menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) Joint Production on Sustainable Palm Oil (yang ditandatangani oleh Menteri Luar Negeri RI dan Menteri Perdagangan Luar Negeri dan Kerjasama Pembangunan Belanda) yang difokuskan pada pemberdayaan petani kecil dalam memenuhi sertifikasi ISPO.
“Saya berharap dengan kunjungan bilateral yang dipimpin oleh Y.M. Raja Belanda, kedua negara dapat memperoleh hasil untuk meningkatkan kerjasama bilateral, khususnya sektor ekonomi, perdagangan dan investasi. Saya yakin masih ada potensi yang masih dapat dieksplorasi meskipun ada tantangan global yang kita hadapi,” ungkap Menko Airlangga.
Indonesia dan Belanda juga harus lebih memperkuat kerja sama ekonomi, salah satunya dengan selesainya negosiasi dalam perjanjian Indonesia – Uni Eropa Comprehensive Economic Partnership Agreement (CEPA).
“Saya sangat berharap kedua negara dapat memiliki upaya terbaik dan menjaga level antusiasme untuk menyelesaikan negosiasi itu sesuai yang dijadwalkan. Saya juga mohon bantuan dari Belanda supaya negosiasi ini dapat diselesaikan dalam round yang lebih sedikit,” tuturnya.