Kelebihan Stok Beras, Mentan : Bisa Untuk Diekspor

Pasardana.id - Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo menyatakan, bahwa stok bahan pangan pokok di dalam negeri terkendali hingga akhir tahun 2020.
Ia bahkan menyebutkan bahwa stok beras ada overstock alias stok berlebih hingga 7 juta ton.
Menurutnya, pada dua musim tanam di tahun ini, produksi beras dalam negeri mencapai lebih dari 30 juta ton.
Dengan stok yang surplus 7 juta ton, dia mengatakan cadangan beras akan aman hingga di awal 2021.
“Saat ini, 11 bahan pokok dasar dalam kondisi penuh dan terkendali hingga akhir 2020. Untuk musim tanam 1 dan 2, sektor pertanian telah menghasilkan kurang lebih 31 juta ton lebih beras. Stok beras ini akan bertahan hingga 2021 dan bahkan ada overstock di 6,7 juta ton untuk kita ekspor,” jelas Syahrul dalam video virtual, Senin (9/11/2020).
Sementara itu, sejak bulan Oktober kemarin sudah dimulai penanaman padi untuk dipanen pada bulan Maret 2021 mendatang.
Dia mengatakan akan ada 17 ton beras yang bisa didapatkan dari hasil panen.
"Mulai Oktober ini kami tanam sampai Maret nanti kami perkirakan ada 17 juta ton akan kita hadapi untuk beras. Rasa-rasanya masalah pertanian akan siap untuk makanan rakyat," ujar Syahrul.
Selain memastikan ketahanan pangan, Syahrul juga mengungkapkan langkah-langkah yang telah ditempuh pemerintah untuk mempertahankan pangan di tengah ancaman curah hujan tinggi dan bencana.
Menurutnya, Kementan telah melakukan pemetaan lahan-lahan produktif dengan potensi risiko bencana yang berbeda-beda.
“Daerah yang langgaran banjir dan kontur tanahnya berbahaya, tidak lebih dari 4% dari lahan produktif yang ada. Pada lahan-lahan merah, kami fokuskan ke varietas yang tahan air sesuai mapping yang dipersiapkan,” jelasnya.
Lebih jauh, Mentan mengungkapkan bahwa diversifikasi komoditas dapat meningkatkan ketahanan pangan, serta membuka peluang ekspor.
Untuk itu, lanjut dia, masyarakat dapat melakukan efisiensi lahan dengan mengembangkan komoditas-komoditas yang diminati dunia.
Dia menjelaskan, ekspor bahan pertanian sedang berada di tren yang positif saat ini.
Syahrul menyebut, sejak Januari hingga Agustus kemarin, ekspor hasil pertanian mencapai Rp 251 triliun.
"Lalu kita kan ada food estate di Kalteng, lalu di Sumut kalau butuh cadangan dan ada kelebihan di situ, nanti bisa diekspor," kata Syahrul.